BARAK.ID – Sebuah video yang merekam kericuhan saat akad nikah di Kota Ternate, Maluku Utara, menjadi viral di media sosial.
Viral! Pengantin Pria Dipukul Ipar Usai Ijab Kabul di Ternate, Pengantin Wanita Pingsan Berkali-kali
Video tersebut menunjukkan seorang wali nikah, yang juga kakak dari mempelai wanita, menghajar pengantin pria sesaat setelah prosesi ijab kabul selesai dilaksanakan.
Awalnya, prosesi akad nikah berjalan dengan khidmat dan penuh kebahagiaan.
Namun, suasana berubah drastis ketika wali nikah, Muhammad Fahri Tarafannur, tiba-tiba melayangkan pukulan keras ke arah pengantin pria setelah mengucapkan ijab kabul.
Aksi ini mengejutkan semua tamu yang hadir dan menimbulkan berbagai spekulasi serta pertanyaan tentang apa yang sebenarnya terjadi.
Baca Juga: Kisah Tragis Yoshito Usui, Pengarang Crayon Shinchan, Jenazahnya Ditemukan di Dasar Tebing
Penyebab Kericuhan: Ancaman Pembunuhan
Setelah dilakukan penelusuran, terungkap bahwa pemicu utama dari kericuhan ini adalah ancaman pembunuhan yang diduga dilontarkan oleh pengantin pria terhadap keluarga mempelai wanita.
Fahri menjelaskan dengan penuh emosi bahwa pengantin pria telah mengancam akan membunuh keluarganya.
“Dia ancam keluarga saya mau dibunuh,” ungkap Fahri, dikutip Minggu (16/6/2024).
Pernyataan ini segera memicu kemarahan dan reaksi keras dari pihak keluarga mempelai wanita.
Mereka merasa terancam dan sangat tersinggung dengan ancaman tersebut.
Salah satu anggota keluarga bahkan menunjukkan bukti chat yang mengindikasikan niat jahat pengantin pria.
“Mereka punya bukti chat di HP, dia bilang mau bunuh satu keluarga,” ujar salah seorang anggota keluarga mempelai wanita.
Baca Juga: Kode Morse Hamster Kombat Senin 17 Juni 2024: 5 Juta Plus 1 Juta Koin Kombo
Reaksi dari Keluarga Mempelai Pria
Di sisi lain, keluarga mempelai pria merasa dipermalukan dan tidak dihargai dengan tindakan main hakim sendiri oleh wali nikah.
Mereka menyayangkan bahwa insiden ini terjadi tanpa ada kesempatan untuk klarifikasi atau penyelesaian yang baik-baik terlebih dahulu.
“Kami sudah datang jauh-jauh tapi kenapa jadi seperti ini?” keluh salah satu anggota keluarga mempelai pria.
Kronologi Kericuhan
Peristiwa ini terjadi pada Kamis (13/6/2024) malam, sekitar pukul 22.00 WIT di rumah mempelai wanita di Kelurahan Dufa-dufa, Kecamatan Ternate Utara.
Menurut Sumarno Arsad, petugas khutbah nikah, kericuhan bermula dari percakapan di WhatsApp antara pengantin pria dan wanita.
Dalam chat tersebut, terdapat ucapan yang dianggap tidak pantas dan menyinggung keluarga mempelai wanita, terutama mengingat kondisi mempelai wanita yang sedang hamil enam bulan.
Baca Juga: Perbaiki Penglihatan dengan LASIK, Teknologi Canggih di Dunia Oftalmologi
Kondisi Mempelai Wanita
Sumarno juga menjelaskan bahwa insiden kekerasan ini membuat mempelai wanita, NT, pingsan beberapa kali.
Kejadian ini semakin memperkeruh suasana, dan keluarga mempelai pria sempat meminta cerai tidak lama setelah insiden pemukulan terjadi.
“Mempelai wanita sempat pingsan berulang kali. Setelah berkelahi, keluarga mempelai pria meminta cerai,” kata Sumarno.
Namun, berkat upaya warga yang hadir, situasi berhasil diredakan dan keluarga kedua belah pihak setuju untuk melanjutkan prosesi pernikahan dengan baik-baik.
Setelah situasi kembali kondusif, prosesi pernikahan dilanjutkan dengan ritual ngongoma, di mana mempelai pria memegang ubun-ubun mempelai wanita sambil membacakan doa.
Namun, mempelai wanita kembali pingsan beberapa kali selama prosesi berlangsung.
Kekhawatiran semakin memuncak, terutama dari pihak keluarga mempelai pria, yang akhirnya memutuskan untuk membawa mempelai wanita ke rumah sakit guna memastikan keselamatan janin yang dikandungnya.
Baca Juga: Aset Rusia $260 Miliar yang Dibekukan Bakal Dipakai untuk Mendukung Kyiv
“Ibu dari mempelai pria meminta agar menantunya segera dibawa ke rumah sakit karena khawatir dengan kondisi janinnya,” lanjut Sumarno.
Pengantin pria pun membawa istrinya ke rumah sakit, dan beruntungnya, kondisi keduanya dapat ditangani dengan baik.
Kapolsek Ternate Utara, Iptu Wahyuddin, memastikan bahwa insiden penganiayaan ini tidak berbuntut panjang dan telah diselesaikan secara kekeluargaan.
“Tidak ada laporan ke kepolisian karena malam itu juga diselesaikan secara kekeluargaan,” ujar Wahyuddin.
Menurutnya, polisi sempat turun ke lokasi saat keributan terjadi dan mengetahui bahwa kedua belah pihak telah mencapai kesepakatan damai.
“Ketika sampai di sana, sudah damai mereka. Keduanya merasa tidak ada yang dirugikan,” tambahnya. (*)