BARAK.ID – Malam peringatan yang khidmat dan bermakna digelar di Pesanggrahan Raja Sang Naualuh Damanik, Jalan Pamatang, Kecamatan Siantar Selatan.
Peringatan Haul ke-110 Raja Sang Naualuh Damanik Bersanding dengan Perayaan Hari Jadi Kota Pematangsiantar ke-153
Haul sang raja Pematangsiantar yang ke-110 bertepatan dengan Hari Jadi Kota Pematangsiantar ke-153 tahun menjadikan momen ini lebih istimewa.
Sejak pagi, atmosfer perayaan sudah menyelimuti kota ini.
Berbagai aktivitas digelar untuk memeriahkan hari jadinya yang berbarengan dengan memperingati hari lahir salah satu tokoh penting pendiri kota ini, Raja Sang Naualuh Damanik.
Pagelaran acara zikir dan peringatan Haul ke-110 Raja Sang Naualuh Damanik yang diselenggarakan di pesanggrahan bersejarah milik raja legendaris ini menjadi puncak perayaaan.
Wali Kota Pematangsiantar, Susanti Dewayani, tampak hadir di tengah-tengah masyarakat untuk bersama-sama mengenang jasa dan perjuangan sang raja.
Dalam sambutannya, Susanti mengajak warga untuk meneladani delapan sifat luhur atau Podah yang dimiliki Raja Sang Naualuh Damanik – Pengasih, Pelayan, Jujur, Berani, Bertanggung jawab, Teguh Pendirian, Saling Menghormati, dan Membangun.
“Kedelapan Podah ini merupakan cerminan karakter sang raja yang patut kita teladani,” ujarnya, Selasa (23/4/2024).
Sifat-sifat mulia inilah yang mendorong Raja Sang Naualuh Damanik untuk berjuang demi bangsa dan negara, khususnya bagi Kota Pematangsiantar.
Menurut Susanti, momen peringatan Haul sekaligus menjadi pengingat bagi warga agar meneladani kesederhanaan, kesabaran, tulus ikhlas, dan kerelaan sang raja dalam berkorban demi kemajuan daerah dan bangsanya.
“Marilah kita menghargai jasa beliau dengan meneruskan perjuangannya membangun Pematangsiantar yang Sehat, Sejahtera, dan Berkualitas, Pematangsiantar Bangkit dan Maju,” ajaknya kepada hadirin.
Terselenggaranya acara Haul ke-110 dan Hari Jadi ke-153 ini merupakan hasil kolaborasi Pemerintah Kota Pematangsiantar dengan ahli waris dan Yayasan Raja Sang Naualuh Damanik.
Sebelum acara zikir di malam hari, telah diselenggarakan acara penyantunan anak yatim dan kaum duafa.
Esok hari, rangkaian akan dilanjutkan dengan Paripurna DPRD dan ziarah ke makam Raja Sang Naualuh Damanik.
Untuk memeriahkan Hari Jadi Kota Pematangsiantar ke-153 tahun, Susanti menyampaikan bahwa Pemerintah Kota telah menyiapkan hiburan rakyat selama tiga hari berturut-turut.
“Kami mengajak seluruh warga untuk secara hikmat mengikuti rangkaian perayaan Hari Jadi ini dan bergandengan tangan membangun kota tercinta kita,” ujarnya.
Dalam momen bersejarah ini, Susanti juga menyerukan pentingnya mengedepankan perdamaian, kerukunan, dan toleransi di Kota Pematangsiantar.
Hal ini sejalan dengan semangat toleransi yang telah diwariskan sang raja.
“Toleransi sejatinya sudah dipelopori dan sudah dimiliki oleh Raja Sang Naualuh Damanik. Ini merupakan warisan yang harus terus kita jaga dan terapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” tuturnya.
Dia mengingatkan, pada 2015 lalu, Kota Pematangsiantar pernah menduduki peringkat 3 besar Kota Tertoleran se-Indonesia.
Namun, pada 2018 peringkat tersebut melorot drastis ke urutan 51.
Kemudian di tahun 2022, kota ini menempati peringkat 31.
Beruntungnya, di tahun 2023 Pematangsiantar berhasil merangsek kembali ke posisi ke-11.
“Insya Allah, di tahun yang akan datang, kita berada di urutan 10 besar, bahkan jika memungkinkan, tiga besar Kota Tertoleran se-Indonesia. Tentunya, hal ini harus dilaksanakan oleh kita semua dalam menjaga kerukunan, kedamaian, dan kekondusifan di Kota Pematangsiantar,” tegasnya.
Baca Juga: Viral Siswa SMP di Makassar Dikeroyok 5 Pelajar hingga Terkapar
Sebelumnya, Ketua Panitia Haul ke-110 Raja Sang Naualuh Damanik sekaligus Sekretaris Umum Yayasan Raja Sang Naualuh Damanik, Edy Juniharto, menjelaskan bahwa dalam setiap peringatan Hari Jadi Kota Pematangsiantar selalu terdapat rangkaian acara peringatan Haul Raja Sang Naualuh Damanik.
“Tahun ini, Kota Pematangsiantar memperingati hari kelahirannya yang ke-153, sementara untuk Haul Raja Sang Naualuh Damanik adalah peringatan yang ke-110 tahun, yang bermakna sebagai peringatan wafatnya sang raja 110 tahun yang lalu dalam usia 43 tahun,” paparnya.
Edy berharap agar kegiatan ini tidak sekadar menjadi seremoni belaka.
Dia mengajak masyarakat untuk meneladani sifat-sifat Raja Sang Naualuh Damanik yang telah berjasa bagi kemajuan Pematangsiantar.
Acara zikir dan peringatan Haul ke-110 ini diisi dengan tausiyah oleh Al Ustadz Prof Dr Ir Harmein Nasution. (*)