BARAK.ID – Rencana Gal Gadot untuk memutar film dokumenter “Bearing Witness to the October 7th Massacre,” yang mengisahkan serangan Hamas terhadap Israel, berakhir dengan kegagalan yang mengejutkan. Acara pemutaran yang diharapkan menarik perhatian publik dan selebritas ternama ini justru dihadapkan dengan kursi-kursi kosong dan ketiadaan kehadiran Gal Gadot sendiri.
Malu Karena Tak Ada yang Nonton, Gal Gadot Absen di Pemutaran Filmnya Sendiri
Dukungan Komite Yahudi Amerika dan Liga Anti-Pencemaran Nama Baik untuk pemutaran film ini, seperti yang dilaporkan oleh Instagram @islamchannel, tidak berhasil menarik minat penonton. Guy Nattiv, sutradara film, sebelumnya menyatakan pentingnya film ini untuk mengungkap “kebenaran sebenarnya” tentang konflik tersebut. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan hasil yang jauh dari ekspektasi.
Pasca kegagalan pemutaran film, seruan boikot terhadap Gal Gadot mulai bergaung di media sosial. Gal Gadot, yang dikenal vokal dalam mendukung Israel, menghadapi sorotan tajam dari netizen. Berbagai komentar netizen menyoroti ketidaksetujuan atas dukungan Gadot terhadap negaranya dan mempertanyakan etika dukungannya.
Beberapa komentar netizen juga menyerukan agar publik memboikot film-film Gal Gadot sebagai bentuk protes terhadap pandangannya. “Akhir dari Gal Gadot. Dia bisa kembali ke Israel dan bergabung kembali dengan tentara,” dan “Anda tidak dapat mendukung genosida dan mengharapkan orang lain mendukungmu,” menjadi beberapa dari banyak kritik yang dilontarkan.
Film “Bearing Witness to the October 7th Massacre” sendiri diharapkan dapat memberikan perspektif Israel terhadap konflik yang berlangsung. Namun, reaksi publik menunjukkan bahwa ada ketidaksetujuan yang luas terhadap narasi yang disampaikan dalam film tersebut.
Baca Juga: Pemutaran Film Gal Gadot Tentang Serangan Hamas Gagal Total!
Kegagalan pemutaran film ini menjadi contoh terbaru tentang bagaimana isu-isu politik internasional dapat mempengaruhi industri hiburan dan persepsi publik terhadap figur publik. Gal Gadot, yang sebelumnya dikenal lewat perannya sebagai Wonder Woman, kini menghadapi tantangan reputasi yang muncul dari pandangan politiknya.
Film ini juga menjadi contoh bagaimana media sosial dapat mempengaruhi opini publik dan menggerakkan kampanye boikot terhadap produk atau individu. Dalam kasus Gal Gadot, netizen tampaknya berperan dalam mengubah narasi dan mempengaruhi persepsi publik terhadap film dokumenter tersebut. (*)