BARAK.ID – Yoshito Usui, seorang mangaka yang terkenal dengan karyanya yang penuh warna dalam dunia manga Jepang, meninggalkan sebuah warisan yang tak terlupakan dengan karakter Crayon Shin-Chan.
Kisah Tragis Yoshito Usui, Pengarang Crayon Shinchan, Jenazahnya Ditemukan di Dasar Tebing
Kelahiran Usui pada 21 April 1958 di Shizuoka, Jepang, menandai awal dari perjalanan panjangnya dalam dunia seni dan kreativitas.
Meskipun karyanya yang berumur pendek, ia telah menginspirasi dan menghibur jutaan orang di seluruh dunia sebelum ajal menjemputnya secara tragis pada 11 September 2009 di Gunung Arafune, Prefektur Gunma.
Meskipun kematian Usui tergolong mendadak dan tragis, peristiwa ini bukanlah akhir dari cerita yang penuh dedikasi dan kecintaan pada karyanya.
Baca Juga: Shinchan Berubah Jadi Anak Baik dalam Film Animasi Terbaru, Dari Ikon Bocah Nakal ke Superhero
Saat itu, Usui sedang mengejar ketertarikannya pada fotografi alam, sebuah hobinya yang sering kali diintegrasikan ke dalam kehidupan sehari-hari yang sibuk menghasilkan manga dan mengurus keluarga di Kasukabe, Jepang.
Di balik sosok yang riang dan kreatif dari Crayon Shin-Chan, terdapat sejarah yang menceritakan perjuangan seorang seniman untuk mencapai kesuksesan dalam industri manga yang kompetitif.
Debutnya sebagai kartunis dimulai pada tahun 1987 dengan karya pertamanya yang diterbitkan dalam majalah Weekly Manga Action.
Dari situlah, perjalanan Usui menuju pengakuan global dimulai, dengan puncak kesuksesan yang dicapai melalui serial Crayon Shin-Chan yang pertama kali tayang pada Agustus 1990.
Usui tidak hanya menjadi nama besar dalam dunia manga, tetapi juga sosok yang memiliki kedekatan yang kuat dengan keluarganya di Kasukabe.
Namun, takdir tragisnya memisahkan dia dari orang-orang terkasihnya saat ia dinyatakan hilang setelah melakukan pendakian di sekitar Gunung Arafune pada September 2009.
Keluarganya yang penuh harap, melaporkan kepergiannya kepada pihak berwenang setelah ia tidak kembali dari kegiatan hobi yang ia cintai.
Pencarian yang intensif akhirnya menemukan jejak terakhir Usui pada 19 September 2009, ketika jenazahnya ditemukan di dasar tebing Gunung Arafune.
Identifikasi dilakukan dengan menggunakan catatan gigi, mengonfirmasi bahwa sosok yang ditemukan adalah Yoshito Usui, sang kreator dari Crayon Shin-Chan yang dicintai banyak orang.
Di sampingnya, kamera yang dibawanya juga memberikan petunjuk tentang aktivitas terakhirnya, sebuah gambar yang diambil dari pinggir tebing, sebelum kecelakaan tragis yang mengakhiri hidupnya.
Kepolisian Prefektur Gunma memberikan keterangan bahwa keadaan jenazah Usui konsisten dengan cedera yang mungkin dialami akibat jatuh dari ketinggian signifikan di tebing Tomoiwa di Gunung Arafune.
Temuan ini menyisakan banyak tanda tanya tentang apa yang sebenarnya terjadi pada hari yang tragis itu, tetapi bukti fisik yang ditemukan sekitar lokasi kejadian memberikan petunjuk yang kuat.
Reaksi atas kematian Usui meluas dari lingkup keluarga dan teman-temannya, hingga ke dunia industri manga yang telah diperkaya dengan sumbangsih kreativitasnya.
Perusahaan penerbit manga Crayon Shin-Chan, Futabasha, mengadakan konferensi pers khusus untuk menghormati karyanya dan mengungkapkan kekaguman mereka terhadap talenta dan dedikasi yang telah ditunjukkan oleh Usui selama hidupnya.
Kesedihan atas kepergiannya dirasakan tidak hanya di Jepang, tetapi juga di seluruh dunia di mana karya-karyanya telah menjadi bagian penting dari budaya populer.
Pemakaman Yoshito Usui diadakan secara tertutup pada 23 September 2009, dihadiri oleh keluarga terdekat dan kerabat.
Ia meninggalkan seorang istri dan dua orang putri yang dikenal sebagai penyejuk hatinya di tengah kesibukan menciptakan karya-karya yang disukai banyak orang.
Warisan kreatifnya, terutama dalam bentuk manga Crayon Shin-Chan, terus hidup dan dihargai bahkan setelah kepergiannya yang mendadak.
Sebagai seorang seniman, Usui berhasil menciptakan sesuatu yang lebih dari sekadar karakter-karakter lucu dan cerita yang menghibur.
Ia meninggalkan warisan dari kerja keras, ketekunan, dan kecintaannya pada seni yang telah mempengaruhi dan menginspirasi banyak generasi.
Meskipun perjalanannya berakhir dalam tragedi yang tak terduga, karyanya tetap menjadi bukti bahwa kreativitas sejati tidak pernah mati, bahkan ketika sang kreator telah tiada. (*)