PALEMBANG, BARAK.ID – Rekonstruksi kasus pembunuhan yang menimpa adik Bupati Musi Rawas Utara (Muratara), M. Abadi (43), baru-baru ini dilakukan oleh Unit II Subdit 3 Jatanras Ditreskrimum Polda Sumsel. Rekonstruksi tersebut memperlihatkan 29 adegan tragis yang diperankan langsung oleh dua tersangka, Ariyanssah (35) dan Arwandi (28).
Rekonstruksi Pembunuhan Adik Bupati Muratara
Rekonstruksi tersebut dilangsungkan di halaman Subdit 3 Jatanras Polda Sumsel pada Selasa, 10 Oktober 2023. Selama proses rekonstruksi, dua tersangka tersebut memerankan kronologi kejadian dengan detail mulai dari permulaan insiden hingga saat korban tewas.
Dalam adegan tersebut, tampak awalnya tersangka Arwandi mendatangi rumah seorang warga yang tengah menggelar rapat, kemudian berkelahi dengan Deki (39 tahun). Tak lama, M. Abadi yang menjadi korban datang ke tempat kejadian dan dikeroyok oleh kedua tersangka yang ternyata bersaudara.
Wajah Korban Dibacok Hingga Terbelah
Puncak kejadian tragis terlihat pada adegan ke-21 hingga 27. Dalam adegan tersebut, kedua tersangka berupaya mengakhiri nyawa M. Abadi. Tersangka telah menyiapkan pedang di dalam mobil yang mereka bawa. Setelah beberapa konfrontasi, M. Abadi yang telah tak berdaya terus dikejar dan dikeroyok oleh Ariyanssah. Ketika korban terjatuh, Arwandi tanpa ampun membacok wajah korban lebih dari dua kali hingga wajahnya terbelah.
Korban yang sudah tak bernyawa lantas dievakuasi ke rumah sakit dengan bantuan warga sekitar. Sementara itu, adik kandung Deki juga ditemukan mengalami luka.
Baca Juga: Motor Polisi Digasak Maling Saat Anggota Polsek Sumberbaru Menunaikan Salat Subuh
Kanit 2 Subdit 3 Jatanras, AKP Novel Siswandi, memberikan keterangan terkait rekonstruksi tersebut. Menurutnya, rekonstruksi dilakukan untuk mengungkap fakta-fakta yang sebenarnya terjadi pada saat pembunuhan. Selain itu, hasil dari rekonstruksi ini juga akan dijadikan bahan pelengkap dalam berkas pengadilan. “Sebanyak 29 adegan diperankan langsung oleh kedua tersangka, serta peran pengganti untuk saksi dan korban M. Abadi,” jelas AKP Novel.
Ditambahkan oleh AKP Novel, lokasi rekonstruksi sengaja dipilih di Polda Sumsel mengingat pertimbangan jarak dan aspek keamanan. Menurutnya, lokasi tersebut mirip dengan tempat kejadian asli sehingga dianggap representatif untuk proses rekonstruksi. (*)