BEIJING, BARAK.ID – Cina telah menjadi pionir dengan langkah bersejarahnya untuk menunjuk duta besar baru bagi Afghanistan setelah Taliban merebut kekuasaan negara tersebut pada tahun 2021. Penunjukan ini menandai perubahan signifikan dalam diplomasi global mengingat Afghanistan di bawah kekuasaan Taliban belum menerima pengakuan internasional.
Pada hari Rabu, 13 September 2023, Zhao Sheng secara resmi diperkenalkan sebagai Duta Besar Cina untuk Afghanistan, menggantikan Duta Besar Wang Yu yang telah menjabat sejak 2019 dan baru-baru ini menyelesaikan masa tugasnya.
Duta Besar Baru untuk Afghanistan
Langkah ini tentu memicu spekulasi mengenai apakah Cina akan menjadi negara pertama yang secara resmi mengakui Imarah Islam Afganistan – nama yang diambil oleh Taliban untuk negara ini pasca kudeta. Meski begitu, pemerintah Beijing menegaskan bahwa penunjukan Zhao merupakan bagian dari rotasi normal dan bukan menandakan perubahan kebijakan secara keseluruhan.
Baca Juga: Temuan Jasad Alien di Meksiko: Realitas atau Hoax?
Kementerian Luar Negeri Cina dalam pernyataannya menjelaskan, “Ini adalah rotasi normal duta besar Cina untuk Afganistan, yang bertujuan untuk terus memajukan dialog dan kerja sama antara Cina dan Afganistan. Kebijakan Cina terhadap Afganistan tetap jelas dan konsisten.”
Sementara itu, kedatangan Zhao Sheng di Kabul mendapat sambutan hangat. Dia diantar dengan konvoi polisi menuju Istana Presiden dan disambut dengan hormat oleh tentara Taliban dan pejabat pemerintahan tingkat tinggi.
Zabihullah Mujahid, juru bicara utama Taliban, memberikan tanggapannya terhadap langkah Cina. “Ini memberikan sinyal kepada negara-negara lain untuk memulai dan memperdalam interaksi dengan Imarah Islam. Dengan hubungan yang baik, kita bisa menyelesaikan setiap tantangan yang dihadapi saat ini dan yang akan datang,” kata Mujahid.
Penjabat Perdana Menteri yang ditunjuk oleh Taliban, Mohammad Hassan Akhund, juga mengomentari penunjukan tersebut, menyebutnya sebagai “awal dari babak baru” dalam hubungan Cina-Afghanistan.
Meski belum ada pengakuan resmi terhadap pemerintahan Taliban, Cina dan Afghanistan awal tahun ini telah menandatangani perjanjian ekstraksi minyak, menunjukkan bahwa keduanya telah memulai kerja sama ekonomi.
Mengomentari hubungannya dengan Afghanistan, Kementerian Luar Negeri Cina menyatakan, sebagai negara tetangga yang secara tradisional bersahabat dengan Afganistan, Cina selalu menjalin hubungan diplomatik, pertukaran, dan kerja sama di berbagai sektor dengan Afghanistan.
Langkah Cina ini diperkirakan akan mendorong negara-negara lain untuk mengevaluasi kembali hubungan mereka dengan Afghanistan di bawah pemerintahan Taliban. Dengan geopolitik Asia Selatan yang terus berkembang, dunia menunggu untuk melihat bagaimana negara-negara lain akan merespons. (*)