BARAK.ID – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), mengungkap sebuah kronologi terperinci tentang momen ketika awak pesawat Batik Air, baik pilot maupun kopilot, tertidur selama 28 menit dalam penerbangan dari Kendari ke Jakarta.
Kronologi Pilot dan Kopilot Batik Air Ketiduran dalam Penerbangan
Insiden ini terjadi pada tanggal 25 Januari, saat Airbus A320 dengan nomor registrasi PK-LUV menjalankan misinya mengangkut penumpang dari Bandara Haluoleo, Sulawesi Tenggara, menuju Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta.
Penyelidikan KNKT, yang tercatat dalam Rekomendasi Keamanan berjudul 04.O-2024-02.01 dan 04.O-2024-02.02, menguraikan bahwa kedua pilot tersebut sebelumnya telah melakukan penerbangan bolak-balik Jakarta-Kendari.
Dalam leg pertama ke Kendari, sudah terlihat tanda-tanda kelelahan, di mana kopilot, yang berusia 28 tahun, menyatakan kepada pilot, 32 tahun, bahwa dia tidak mendapatkan istirahat yang cukup karena tanggung jawab merawat anak kembarnya.
Sebelum pesawat mendarat di Kendari, mereka diinformasikan tentang kondisi cuaca yang kurang ideal dan keterlambatan pembukaan bandara, yang memaksa mereka untuk terbang dalam holding pattern selama 30 menit lebih.
Setelah mendarat, mereka hanya memiliki waktu istirahat yang sangat singkat sebelum harus kembali menerbangkan pesawat ke Jakarta.
KNKT mencatat bahwa selama transit singkat tersebut, kedua pilot sempat menyantap mi instan di kokpit, sebuah detail yang menandakan betapa singkatnya waktu istirahat mereka.
Pada penerbangan kembali ke Jakarta, kedua pilot memutuskan untuk bergantian istirahat.