BARAK.ID – Di tengah kesibukan warga menyambut pergantian tahun, sebuah tragedi mengerikan terjadi di Jalan Pdt. J. Wismar Saragih, Gang Mesjid, Kelurahan Tanjung Pinggir, Kecamatan Siantar Martoba, Kota Pematang Siantar.
Rudi Santo Pasaribu Meregang Nyawa Jelang Tahun Baru
Rudi Santo Pasaribu, yang akrab disapa Getol, berusia 51 tahun, ditemukan tak bernyawa di rumahnya pada Sabtu pagi, 30 Desember 2023, pukul 10.00 WIB. Kejadian ini menggegerkan lingkungan setempat, memunculkan tanda tanya mengenai penyebab dan motif di balik peristiwa tragis ini.
Informasi dihimpun, Getol dikenal tinggal sendirian di rumah tersebut, sementara istrinya, Roslinar Sihombing (52), dan ketiga anaknya menetap di Kota Batam.
Hubungan Getol dengan kedua anak laki-lakinya sering tercoreng oleh pertengkaran yang berujung pada kekerasan fisik menggunakan kayu atau balok.
Peristiwa puncak terjadi pada malam Jumat, 29 Desember 2023, sekitar pukul 23.30 WIB, ketika Getol dan kedua anaknya terlibat perkelahian hebat, membuat warga setempat turun tangan untuk melerai.
Namun, keesokan paginya, suasana berubah menjadi duka ketika sebuah ambulans dari RS Efarina Etaham tiba di lokasi dan menemukan Getol sudah tak bernyawa dengan wajah penuh luka.
Kejadian ini segera dilaporkan kepada Kanit Intelkam Polsek Siantar Martoba, Aiptu Jasman Barimbing, yang langsung bergegas ke RS Efarina untuk mengamati kondisi jasad korban dan melaporkan kejadian ini ke Polsek Siantar Martoba dan Sat Reskrim Polres Siantar.
Tidak lama setelah itu, tim dari Polres Siantar dipimpin oleh KBO Sat Reskrim IPTU Apri Damanik, bersama Tim Inafis dan Polsek Siantar Martoba, melakukan pemeriksaan di Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Ketua RT setempat, bermarga Saragih, yang turut hadir di TKP, menyatakan ketidaktahuannya mengenai pembunuhan tersebut. Menurutnya, pada hari itu, ia hanya melihat mobil ambulans RS Efarina dan mendapati korban tergeletak di ruang tamu dengan luka-luka di wajah. “Sempat melihat istri korban tampak terburu-buru meninggalkan lokasi dengan membawa sebuah tas,” demikian ujarnya.
Baca Juga: Geger Pembunuhan di Jalan Imam Bonjol, Ibu dan Anak Tewas di Tangan Pria Belakang Rumah
Menurut keterangan RT, Getol dikenal sebagai pribadi yang keras dan sering melakukan kekerasan terhadap istri dan anak-anaknya.
Perilaku kasarnya ini membuat istri dan anak-anaknya memilih untuk tidak tinggal bersamanya. “Baru tiga hari ini mereka pulang ke rumah korban,” ungkap Saragih.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak Polres Siantar belum memberikan keterangan resmi terkait kasus dugaan pembunuhan ini.
Sementara itu, jasad Rudi Santo Pasaribu dibawa ke RS Bhayangkara Kota Tebing Tinggi untuk autopsi guna menentukan penyebab kematian.
Autopsi ini dilakukan oleh Tim Medis atas permintaan penyidik Kepolisian.
Dalam rangka penyelidikan, penyidik Sat Reskrim Polres Siantar juga melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi, termasuk istri dan kedua anak korban. (*)