BARAK.ID – Tragedi menimpa sejumlah pendaki di Gunung Marapi, Sumatera Barat, dengan 11 orang dinyatakan meninggal dunia pada Senin (4/12) dan 12 lainnya masih dalam pencarian. “Hingga pagi ini, kami telah menemukan 11 korban meninggal. Sementara itu, tiga orang selamat,” ungkap Abdul Malik, Kepala Basarnas Padang.
Tragedi di Gunung Marapi: 11 Pendaki Tewas, 12 Lainnya Hilang dalam Erupsi
Sementara proses identifikasi korban berlangsung, tim evakuasi berjuang melawan waktu dan kondisi alam. Arief Pratama, Humas Basarnas, menginformasikan bahwa upaya pencarian dan evakuasi sementara ditunda karena erupsi susulan.
Dari data Basarnas Padang, tercatat ada 75 pendaki yang terjebak saat erupsi Gunung Marapi pada Minggu sore (3/12). Beruntung, 49 orang berhasil diselamatkan pada malam harinya, dengan sebagian dirawat di rumah sakit lokal.
Gunung Marapi, yang terletak di perbatasan Kabupaten Agam dan Tanah Datar dan memiliki ketinggian 2.891 meter, meletus pada pukul 14.53 WIB, Minggu (3/12). Ahmad Rifandi, Kepala Pos Pengamatan Gunung Marapi, mengonfirmasi bahwa radius erupsi mencapai tiga kilometer.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan bahwa erupsi disertai aliran piroklasik ke utara sejauh tiga kilometer. PVMBG juga mencatat bahwa aktivitas vulkanik Gunung Marapi sejak awal 2023 didominasi oleh erupsi eksplosif.
Dalam konteks keamanan, PVMBG dan pihak pengamatan Gunung Marapi mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, menggunakan masker saat hujan abu, dan mengamankan sumber air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik.
Baca Juga: Evakuasi 75 Pendaki Gunung Marapi Berlanjut: 46 Selamat, 29 Masih Terjebak
Kasus ini juga menyoroti pengalaman Zhafirah Zahrim Febrina, seorang mahasiswi yang terjebak saat erupsi dan berhasil dievakuasi ke RSUD Padang Panjang. Sebuah video yang menunjukkan kondisinya saat terjebak viral di media sosial. Rani Radelani, ibu Zhafirah, mengonfirmasi kebenaran video tersebut dan menyatakan bahwa ini merupakan pendakian pertama putrinya.
Keluarga Zhafirah mengucapkan terima kasih kepada tim penyelamat dan membagikan bahwa kondisi Zhafirah kini stabil, meskipun dengan luka bakar di wajah. “Dia bisa berbicara, tapi kami tidak memaksanya untuk menceritakan kronologinya,” tutur Rani. (*)