BARAK.ID – Peta politik menjelang pemilihan presiden semakin memanas dengan pertarungan kata yang melibatkan Thomas Trikasih Lembong, anggota Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, dengan sejumlah menteri kabinet Presiden Joko Widodo.
Tom Lembong Hadapi Serangan dari Kabinet Jokowi
Thomas, atau yang lebih akrab disapa Tom Lembong, belakangan ini menjadi sasaran balasan dari dua tokoh kabinet, menyusul tanggapannya terhadap komentar Gibran Rakabuming Raka, putra Presiden Jokowi dan calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto.
Pada debat capres keempat yang berlangsung 21 Januari lalu, Gibran beberapa kali melontarkan kritik kepada Tom Lembong, menuduhnya memberi bantuan ide kepada Muhaimin dan mengklaimnya melakukan pembohongan publik terkait penggunaan baterai lithium fero phosphate oleh Tesla.
Sebagai respons, Lembong mengingatkan kontribusinya selama di kabinet Jokowi, termasuk saat membantu presiden dalam forum internasional dan penulisan pidato terkenal di pertemuan IMF-Bank Dunia 2018.
Situasi semakin memanas saat Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, serta Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi/Kepala BKPM, turut memberikan tanggapan.
Luhut mengkritik Lembong melalui video di akun Instagram pribadinya, menekankan bahwa memberikan catatan bagi presiden merupakan tugas semua menteri, bukan hanya Lembong.
Luhut juga mengkritik kinerja Lembong selama memimpin BKPM, menyebut banyak pekerjaan rumah yang ditinggalkan.
Bahlil Lahadalia, yang mengambil alih posisi Lembong di BKPM, menambahkan bahwa ia mewarisi investasi mangkrak senilai Rp 708 triliun, namun berhasil menyelesaikan sebagian besar dari jumlah tersebut dalam waktu kurang dari tiga tahun.
Ditanya tentang serangan-serangan ini, Tom Lembong dalam pernyataannya yang dilihat Barak.id, Senin (29/1/2024) melalui KompasTV, bahwa ia banyak mendapat tekanan untuk membongkar rahasia yang dapat merugikan pihak inkumben, namun ia menolaknya demi menjaga etika profesional.
Sementara itu, Anies Baswedan, dalam tanggapannya terhadap serangan terhadap Lembong, mengatakan pentingnya melaksanakan rencana pemerintah tanpa perlu khawatir atau panik. (*)