BARAK.ID – Kota Manado, Sulawesi Utara, baru-baru ini dikejutkan dengan tewasnya Indra Matheos, dikenal sebagai Bemo, sosok preman terkenal di daerah tersebut. Tragisnya, Panglima Wonasa ini meninggal setelah sempat dilarikan ke RSU Medical Center Manado, dengan jasadnya akhirnya dibawa ke RS Bhayangkara untuk autopsi.
Setelah Sebabkan Bemo Tewas, Opal Ditangkap dengan Kondisi Penuh Luka usai Berusaha Kabur
Kepergian Bemo menarik simpati besar dari warga Manado, terbukti dengan kehadiran ratusan orang saat pengantaran jenazahnya. Tak lama setelah insiden tersebut, Polresta Manado berhasil menangkap Noval P Nur alias Opal, yang diduga sebagai pelaku pembunuhan.
Iptu Agus Haryono dari Polresta Manado menyebut Opal ditangkap dalam kondisi terluka di leher dan kaki saat mencoba melarikan diri.
Opal, yang berdomisili satu kelurahan dengan Bemo, kini diamankan di Mapolresta Manado untuk penyelidikan lebih lanjut. “Kami menghimbau masyarakat untuk tetap tenang dan mempercayakan proses hukum pada kepolisian,” ujar Iptu Agus Haryono, dilansir Barak.id, Selasa (19/12/2023).
Sementara itu, jenazah Bemo setelah berada di rumah duka di Kelurahan Ternate Baru, Kecamatan Singkil, dengan pengamanan ketat oleh aparat kepolisian, termasuk Korps Sabhara dan Brimob, dimakamkan pada pukul 15.00 WITA.
Warga yang berkunjung menyampaikan belasungkawa dan mengenang Bemo sebagai sosok yang baik, meskipun terkenal sebagai preman. Beberapa warga mengungkapkan penghargaan atas kebaikan Bemo, yang meskipun memiliki latar belakang preman, dikenal memiliki hati yang baik.
Bemo, yang pernah terjerat dalam kasus ujaran kebencian tahun lalu, sempat meminta maaf kepada masyarakat adat Minahasa. Pengalaman masa lalunya menunjukkan sisi lain dari Bemo yang tidak banyak diketahui publik.
Tewasnya Bemo di tangan Opal, yang ternyata memiliki hubungan saudara. Polresta Manado kini berupaya mengungkap lebih lanjut motif di balik pembunuhan tersebut, seraya meminta masyarakat untuk mempercayakan penanganan kasus ini kepada mereka. (*)