BARAK.ID – Seorang pendeta di Indonesia, Gilbert Lumoindong, kembali menjadi sorotan publik akibat kontroversi yang ditimbulkan dari ceramahnya yang viral.
Pendeta Gilbert Lumoindong Tuai Kecaman, Ceramah Viral Diduga Hina Cara Ibadah Umat Islam
Dalam ceramah tersebut, Pendeta Gilbert diduga menyinggung dan membandingkan praktik ibadah umat Islam dan umat Kristen.
Dikutip Barak.id, Selasa (16/4/2024) dari rekaman video yang beredar, Pendeta Gilbert menyinggung soal kewajiban membayar zakat bagi umat Muslim.
Menurutnya, umat Islam hanya diwajibkan membayar zakat sebesar 2,5 persen dari pendapatan, sementara umat Kristen diminta memberikan sumbangan sebesar 10 persen atau persepuluhan.
“Kita kan bayar 10 persen, makanya kita kebaktian tenang aja, paling berdiri, tepuk (tangan), ya santai. Tapi kalau 2,5 setengah mati,” ujar Pendeta Gilbert sembari mempraktikkan gerakan mirip shalat.
Baca Juga: Alasan Kepiting Batu Jadi Analogi Manusia Pelit, Kikir dan Serakah
Pernyataan Pendeta Gilbert tersebut menuai banyak kecaman dari masyarakat, khususnya umat Muslim.
Mereka menganggap bahwa Pendeta Gilbert telah menghina cara ibadah umat Islam, khususnya praktik salat.
Beberapa pihak bahkan menantang agar Gereja Bethei Indonesia milik Pendeta Gilbert diaudit terkait dana persepuluhan.
Pendeta Gilbert Lumoindong Meminta Maaf
Menanggapi hal ini, Pendeta Gilbert mengungkapkan permintaan maaf dan mengklarifikasi bahwa ia tidak bermaksud menghina.
Menurut Gilbert, video ceramahnya telah dipotong dan diedit, sehingga menimbulkan persepsi negatif.
“Saya tidak bermaksud untuk menghina umat Islam. Video itu telah dipotong dan diedit, sehingga menimbulkan persepsi negatif,” ujar Pendeta Gilbert saat bertemu dengan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 sekaligus Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla.
Profil Pendeta Gilbert Lumoindong
Gilbert Lumoindong adalah salah satu pendeta di Indonesia yang banyak mendapat sorotan dari masyarakat umum.
Ia lahir pada tanggal 26 Desember 1966 dan dikabarkan pernah mengalami gangguan saraf pada otaknya saat masih kecil.
Menurut penuturan Pendeta Gilbert, saat masih kecil, ia sering menghadiri ibadah Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) dan memohon didoakan.
Pada usia belum genap 10 tahun, Gilbert mengalami kesembuhan dan kemampuan otaknya berkembang secara drastis.
Setelah mengalami kesembuhan, Gilbert mulai aktif sebagai pengkhotbah di beberapa organisasi pemuda Kristen.
Ia menyelesaikan pelatihan School of Ministry yang dimiliki oleh Morris Cerullo dan pernah mengikuti kursus Alkitab di GBI Mawar Sharon, di mana ia mendapat pujian dan sambutan positif atas khotbahnya yang luar biasa.
Baca Juga: 5 Tips Maksimalkan Fitur Smartphone Saat di Perjalanan
Pada tahun 1993 hingga 1997, Gilbert pernah menjadi ketua Gospel Overseas pimpinan John Hartman.
Setelah itu, ia sempat menjadi jemaat di Gereja Tiberias Indonesia sebelum akhirnya memisahkan diri dan mendirikan GL Ministry.
Saat ini, Pendeta Gilbert Lumoindong adalah pemimpin sidang jemaat di Gereja Bethei Indonesia, Glow Fellowship Centre, di Jakarta.
Di bawah kepemimpinannya, gereja tersebut memiliki lebih dari 18.000 jemaat dengan visi “Menegakkan Kerajaan Allah Dalam Kebenaran dan Kasih.” (*)