BARAK.ID – Susno Duadji, mantan Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri, melontarkan kritik tajam terhadap pelayanan Bea Cukai di bandara Indonesia.
Pelayanan Bea Cukai di Bandara Indonesia Tidak Manusiawi
Menurutnya, pelayanan yang diberikan tidak manusiawi dan jauh dari standar yang seharusnya.
Susno Duadji mengungkapkan bahwa pemeriksaan ketat yang diberlakukan oleh Bea Cukai membuat penumpang merasa tidak nyaman.
“Penumpang harus menaikturunkan koper sendiri tanpa bantuan dari petugas. Hal ini sangat memberatkan, terutama bagi penumpang yang sudah lanjut usia,” ujarnya dalam sebuah video yang diunggah di YouTube Susno Duadji, dikutip Kamis (23/5/2024).
Ia menambahkan bahwa situasi ini sangat mengkhawatirkan, terutama jika dialami oleh para penumpang lanjut usia.
“Bayangkan jika ibu-ibu atau penumpang lansia harus menurunkan koper dari troli tanpa bantuan. Ini bisa berakibat fatal seperti cedera atau patah pinggang,” tambahnya.
Baca Juga: Starlink Banting Harga, Operator Seluler Panik!
Bea Cukai yang Mengintimidasi
Susno juga mengkritik penampilan petugas Bea Cukai yang dianggapnya mengintimidasi penumpang.
“Penampilan petugas Bea Cukai di bandara kita sangat menakutkan. Begitu keluar dari pengambilan bagasi, penumpang harus langsung mengisi barcode. Tidak semua penumpang mengerti bagaimana cara mengisi barcode tersebut,” jelasnya.
Selain itu, Susno menjelaskan bahwa proses pemeriksaan sangat rumit dan memakan waktu.
“Setelah mengisi barcode, penumpang harus mengisi berkas selama 5 sampai 10 menit. Setelah itu, mereka digiring ke x-ray dan pemeriksaan tambahan. Proses ini sangat merepotkan dan menambah stres bagi penumpang,” katanya.
Perbandingan dengan Luar Negeri
Dalam kritikannya, Susno juga membandingkan pelayanan Bea Cukai di Indonesia dengan negara-negara lain.
Ia menyebut bahwa di negara-negara seperti Singapura, Kuala Lumpur, Bangkok, dan beberapa negara di Uni Eropa, proses pemeriksaan tidak serumit di Indonesia.
“Di luar negeri, proses pemeriksaan lebih simpel dan tidak membuat penumpang merasa terintimidasi,” ujarnya.
Menurut Susno, petugas Bea Cukai seharusnya belajar dari negara-negara tersebut untuk meningkatkan kualitas pelayanan di Indonesia.
“Petugas Bea Cukai harus datang dan melihat bagaimana pelayanan di negara-negara lain seperti Singapura, Kuala Lumpur, Bangkok, Vietnam, Uni Eropa, Qatar, dan Dubai. Mereka harus belajar untuk memberikan pelayanan yang lebih baik dan manusiawi,” tuturnya.
Susno berharap kritikannya ini bisa menjadi perhatian bagi Menteri Keuangan dan pengelola bandara.
Ia menyarankan agar pemeriksaan yang ketat dilakukan di bagian belakang dan hanya untuk penumpang yang dicurigai saja.
“Pemeriksaan x-ray memang diperlukan, tetapi sebaiknya dilakukan di belakang. Jadi, penumpang yang masuk ke Indonesia bisa merasa nyaman. Hanya koper yang dicurigai saja yang diperiksa secara ketat,” jelasnya.
Baca Juga: Militer Israel Bunuh 15 Anak di Gaza Lewat Serangan Udara
Susno Duadji menutup kritikannya dengan harapan bahwa ada perubahan yang signifikan dalam pelayanan Bea Cukai di bandara Indonesia. Ia menekankan pentingnya memberikan pelayanan yang manusiawi dan tidak membuat penumpang merasa terintimidasi.
“Pemeriksaan yang ketat memang penting, tetapi harus dilakukan dengan cara yang lebih manusiawi dan tidak memberatkan penumpang,” pungkasnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak Bea Cukai atau Kementerian Keuangan terkait kritik yang dilontarkan oleh Susno Duadji.
Namun, kritik ini telah menarik perhatian publik dan menjadi perbincangan hangat di media sosial.
Banyak netizen yang mendukung pendapat Susno dan berharap ada perubahan dalam pelayanan Bea Cukai di bandara Indonesia. (*)