JERUSALEM, BARAK.ID – Netanyahu nyatakan perang pasca-ketegangan di Timur Tengah semakin meningkat ketika militan Hamas melancarkan serangan besar-besaran ke Israel pada Sabtu (7/10) dini hari. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam pidato yang disiarkan di televisi, menyatakan kepada bangsanya bahwa mereka sedang berperang melawan Hamas.
Netanyahu Nyatakan Perang dengan Hamas
“Kita sedang berperang,” tegas Netanyahu. “Ini bukan hanya sebuah ‘operasi’ atau ‘putaran’, melainkan perang sesungguhnya.”
Menanggapi serangan tersebut, Netanyahu memerintahkan pemanggilan pasukan cadangan. Dia juga berkomitmen bahwa Hamas akan “membayar harga yang belum pernah mereka alami sebelumnya.”
Pada hari yang sama, Hamas menembakkan ribuan roket ke berbagai wilayah Israel. Sebagai balasan, militer Israel melancarkan serangan udara ke Gaza, menargetkan basis-basis Hamas.
Baca Juga: Israel Jadi Lautan Jenazah Akibat Serangan Hamas: Bersumpah Balas Dendam
Laporan awal dari layanan ambulans Israel menyebutkan, setidaknya 40 warga Israel tewas dan ratusan lainnya mengalami luka-luka akibat serangan dari Hamas. Sementara di Gaza, pejabat kesehatan melaporkan 198 korban jiwa Palestina akibat serangan udara Israel.
Dalam pidato yang sama, Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, mengatakan bahwa Hamas telah melakukan “kesalahan besar” dan menegaskan keyakinannya bahwa Israel akan memenangkan konflik ini.
Menurut laporan militer Israel, pasukannya terlibat dalam pertempuran dengan militan Hamas di tujuh lokasi berbeda. Beberapa militan bahkan berhasil menyeberang ke wilayah Israel dengan menggunakan paralayang.
Hamas, di sisi lain, menyatakan bahwa serangan ini merupakan respons atas tindakan agresif Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat, Yerusalem, dan penjara-penjara Israel. Mohammed Deif, pemimpin sayap militer Hamas, menyebut operasi ini sebagai “Operasi Badai Al-Aqsa.”
Tindakan militan ini segera memicu respons internasional. Utusan perdamaian Timur Tengah dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Tor Wennesland, mengecam serangan tersebut dan mengingatkan tentang bahayanya jika konflik terus meningkat.
Washington dan beberapa negara Barat lainnya turut mengecam aksi tersebut. Arab Saudi, melalui Kementerian Luar Negerinya, mendesak agar segera dihentikan kekerasan antara Israel dan Palestina. Namun, kelompok Hizbullah Lebanon yang didukung Iran menyatakan dukungan kepada Hamas, menyebut operasi tersebut sebagai respons terhadap pendudukan Israel yang berkelanjutan.
Baca Juga: Israel Terkejut, 500 Nyawa Lenyap Akibat Serangan Mematikan Hamas
Penasihat Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, juga mengucapkan selamat kepada Hamas atas serangan mereka.
Dengan ketegangan yang terus meningkat, warga Gaza berlomba-lomba membeli perbekalan, dan beberapa di antaranya bahkan memilih untuk mengungsi dari rumah mereka mencari tempat yang lebih aman.
Konflik yang semakin memanas ini menandai babak baru dari perseteruan panjang antara Israel dan Palestina, yang hingga kini belum menemukan solusi damai yang permanen. (*)