MANOKWARI, BARAK.ID – Kehebohan terjadi di Rindam Manokwari Selatan, Papua Barat, pada Sabtu (21/10/2023), ketika Komandan Satuan Pendidikan (Dansatdik) Secata Rindam XVIII/Kasuari, Letkol Inf Muhammad Tamami, hampir tewas setelah dibacok oleh seorang anggota TNI, Praka Drik Rian Bayoa, usai apel pagi.
Letkol Inf Muhammad Tamami Dibacok Praka Drik Rian Bayoa
Peristiwa dramatis ini, yang terekam dalam sebuah video yang viral di media sosial, telah mengejutkan dan memunculkan berbagai pertanyaan tentang penyebabnya.
Dalam video yang beredar luas tersebut, terlihat Letkol Inf Tamami melontarkan kalimat kasar kepada Praka DRB, yang kemudian mengakibatkan pertengkaran hebat antara keduanya.
Baca Juga: Komandan Tegur Anggota, Praka Drik Balas dengan Bacokan Parang
Praka DRB, yang tidak terima atas perkataan yang dilontarkan oleh Letkol Inf Tamami, kemudian menghadapinya di kantin Secata Rindam XVIII/Kasuari dan melakukan serangan membabi buta menggunakan sebilah parang.
Serangan ini mengakibatkan Letkol Inf Tamami mengalami luka serius di bagian belakang kepala sebelah kanan yang memerlukan 12 jahitan.
Pihak berwenang segera merespons kejadian ini dengan menahan Praka DRB di Pomdam Manokwari Selatan, Papua Barat, untuk pemeriksaan intensif. Sementara itu, Letkol Inf Tamami mendapatkan perawatan medis di Klinik Kesehatan Secata Rindam XVIII/Kasuari.
Kolonel Infanteri Syawaludin Abuhasan, Kepala Penerangan Daerah Militer 18 Kasuari, memberikan klarifikasi terkait insiden ini.
Menurutnya, pembacokan tersebut bukan disebabkan oleh kata-kata kasar atau SARA yang dilontarkan oleh Letkol Inf Tamami. Akar masalahnya adalah kesalahpahaman yang membuat Praka DRB marah.
“Ini bukan masalah SARA, bukan masalah ras. Ini akibat kesalahpahaman yang membuatnya marah. Praka DRB merasa bahwa perhatian Letkol Inf Tamami terlalu banyak tercurah kepadanya, sehingga ia merasa tersinggung,” ungkap Syawaludin.
Baca Juga: Perwira Tinggi TNI Nyaris Tewas Dibacok Anak Buahnya Karena Rasis?
Kejadian ini berawal saat apel pagi persiapan pembukaan Sekolah Calon Perwira (Secapa) Angkatan Darat. Ketika itu, Letkol Inf Tamami memberikan arahan kepada para anggota. Praka DRB kemudian terbawa perasaan dan merasa tidak suka karena merasa disinggung oleh komandannya saat apel.
Menurut Syawaludin, pembacokan tersebut adalah akibat dari perasaan Praka DRB yang terluka dan marah, bukan karena masalah SARA atau rasial. Ia menekankan pentingnya mengecek secara benar jika ada masalah di internal anggota TNI. (*)