BARAK.ID – Keputusan mengejutkan MNC Group untuk melarang kegiatan nonton bareng (nobar) saat laga semifinal Piala Asia U-23 2024 antara Timnas Indonesia melawan Uzbekistan, Senin (29/4/2024), telah memicu reaksi keras dari masyarakat.
Larangan Nobar Dianggap Berlebihan, Instagram Istri Hary Tanoesoedibjo Diserbu Kecaman Pedas Netizen
Kecaman tidak hanya ditujukan kepada grup media pemegang hak siar tersebut, tetapi juga menyasar langsung pemiliknya, Hary Tanoesoedibjo dan istrinya, Liliana Tanoesoedibjo.
Surat resmi yang dirilis MNC Group pada Jumat (27/4/2024) lalu, menegaskan statusnya sebagai satu-satunya pemegang lisensi eksklusif hak siar dan official broadcaster Piala Asia U-23 2024 di Indonesia.
Dalam surat itu, terdapat sejumlah larangan, termasuk melarang kegiatan menyiarkan atau mendistribusikan siaran pertandingan, serta menyelenggarakan nonton bareng baik on air maupun off air.
“Menyelenggarakan kegiatan on air, kegiatan off air termasuk nonton bareng,” demikian bunyi salah satu poin dalam surat yang telah membuat heboh publik tersebut, dikutip Minggu (28/4/2024).
Warganet pun melampiaskan amarah mereka ke berbagai akun media sosial milik keluarga Hary Tanoe, sang pemilik MNC Group.
Salah satu unggahan di akun Instagram istrinya, Liliana Tanoesoedibjo, diserbu kecaman pedas dari netizen yang mengritik keras kebijakan kontroversial tersebut.
“Minimal ambillah hati masyarakat dengan cara yang lebih baik. Masyarakat Indonesia sedang bersuka cita dengan Timnas, eh Anda sekalian justru mempersulit dengan kepentingan pribadi. Di mana hati nurani Anda?” tulis akun @taki****** dengan nada mengecam.
Sejumlah warganet bahkan mempertanyakan semangat nasionalisme keluarga Hary Tanoesoedibjo setelah dirilisnya aturan ini.
Mereka menilai langkah MNC Group justru berpotensi meredam euforia dan gelora patriotisme masyarakat dalam mendukung Tim Garuda Muda yang tengah berjuang membangkitkan persepakbolaan nasional.
“Nasionalismenya di mana? Mereka seharusnya menjadi bagian dari semangat kebangkitan sepak bola Tanah Air ini, bukannya mencoba memadamkannya demi keuntungan bisnis semata,” cuit @dimasnur677 dengan nada mengritik.
Warganet lainnya, Ahmad Jauhari, angkat bicara menanggapi kontroversi ini.
Menurutnya, larangan nobar oleh MNC Group sangat disayangkan karena justru bertentangan dengan semangat untuk membangun kecintaan kepada sepak bola di kalangan masyarakat akar rumput.
“Dalam sepak bola modern, salah satu kunci untuk membesarkan tim nasional adalah dengan menciptakan budaya dan kecintaan kepada sepak bola sejak dini. Nah, nonton bareng merupakan salah satu cara efektif untuk mencapai itu di tingkat masyarakat,” papar Ahmad.
“Larangan seperti ini justru kontraproduktif dan menghambat upaya membangun basis suporter yang masif untuk Timnas Indonesia,” tambahnya.
Ahmad pun mengimbau agar MNC Group dan keluarga Hary Tanoe menunjukkan kepedulian mereka terhadap nasib persepakbolaan Tanah Air dengan mendukung sepenuhnya geliat suporter di lapisan bawah.
“Sebagai pengusaha besar yang masih mendapat kepercayaan memegang hak siar turnamen bergengsi ini, MNC Group dan keluarga Hary Tanoe sebaiknya lebih arif dalam mengambil kebijakan. Mereka jangan terkesan hanya mengejar keuntungan pribadi, tetapi harus mempertimbangkan kepentingan sepak bola Indonesia secara menyeluruh,” tegasnya.
Baca Juga: Tagar #BoikotMNC Menggema Usai Larangan Nobar Piala Asia U-23 Tanpa Izin
Suporter: Larangan Nobar Berlebihan dan Mengekang Kebebasan
Di sisi lain, kalangan suporter Timnas Indonesia turut menyuarakan kekecewaannya.
Mereka menilai kebijakan MNC Group berlebihan dan mengekang ruang gerak suporter dalam menyemarakkan atmosfer mendukung Tim Garuda Muda di partai krusial melawan Uzbekistan.
Angga Kurniawan mengungkapkan, kegiatan nobar selama ini digelar oleh para suporter sebagai bentuk dukungan murni dan swadaya, bukan untuk kepentingan komersial.
“Di tingkat basis seperti di kampung-kampung, biasanya para suporter bergotong-royong mengumpulkan dana untuk menyewa LED TV besar dan menggelar nobar sederhana. Ini betul-betul swadaya dan non-profit, hanya untuk menikmati euforia mendukung Timnas bersama-sama,” jelas Angga.
“Kalau larangan MNC Group ditujukan pada kegiatan seperti ini, tentu sangat berlebihan dan mengekang kebebasan kita sebagai suporter dalam mendukung tim nasional,” cetusnya. (*)