BIREUEN, BARAK.ID – Sebuah kejadian yang menarik perhatian terjadi di Bireuen, Aceh, dimana sekitar dua ratus imigran Rohingya yang tiba menggunakan kapal kayu di pantai Desa Pulo Pineung Meunasah Dua, Kecamatan Jangka.
Bantuan Makanan Warga Bireuen Dibuang Rohingya ke Laut
Namun, kedatangan mereka dilarang oleh warga setempat dan warga menolak kapal yang membawa warga Rohingya tersebut untuk mendarat.
Peristiwa ini terjadi pada Kamis, 16 November 2023, sejak subuh. Kedatangan imigran ini langsung mendapatkan perhatian besar dari masyarakat yang berkerumun di lokasi.
Baca Juga: Polres Pematang Siantar Perketat Keamanan Logistik Pemilu 2024
Bantuan Makanan Dibuang ke Laut
Warga Desa Pulo Pineung Meunasah Dua, Kecamatan Jangka, Bireuen, melarang imigran Rohingya turun dari kapal.
Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Joko Krisdiyanto, mengungkapkan bahwa warga setempat sempat berkumpul dalam jumlah besar untuk menolak imigran turun ke darat.
Setelah diberikan pemahaman oleh polisi, warga akhirnya bersedia memberikan bantuan makanan, minuman, dan BBM, serta membantu menarik kapal ke laut. Warga memberikan bantuan berupa nasi, mie instan, air mineral, dan beras.
Namun, niat baik warga Bireuen malah mendapatkan perlakuan kasar. Imigran yang ditolak untuk menginjakkan kaki di daratan kemudian membuang bantuan tersebut ke laut.
Joko juga menyebutkan bahwa lima imigran yang dalam kondisi lemah telah ditinggalkan di lokasi dan kini ditangani oleh UNHCR, sementara diungsikan ke Gedung SKB Cot Gapu, Bireuen.
Sementara itu, Kapolsek Jangka, Ipda Novizal, menyatakan bahwa tim gabungan telah mengisi bahan bakar ke kapal Rohingya dan meminta mereka untuk melanjutkan perjalanan. Kapal tersebut kemudian mendarat di Ulee Madon, Kecamatan Kreung Mane, Aceh Utara.
Bikin Susah Warga Setempat
Kepala Desa Pulo Pineung, Mukhtaruddin, menyatakan secara tegas bahwa masyarakat bersama-sama menolak kedatangan imigran Rohingya ke daratan, menimbang pengalaman sebelumnya yang memberatkan dan menyusahkan warga setempat.
Baca Juga: Wali Kota Pematang Siantar Inisiasi Layanan Adminduk Inklusif untuk Disabilitas
Penolakan ini didasari oleh pengalaman sebelumnya ketika Rohingya tiba di Desa Matang Pasi, Kecamatan Peudada, pada 16 Oktober.
Sementara itu, Panglima Laot Aceh, Miftach Cut Adek, menginformasikan bahwa para imigran masih berada di dalam kapal, yang berada sekitar satu mil dari bibir pantai. Dikabarkan juga bahwa beberapa orang nekat melompat ke laut dan berenang menuju daratan. (*)