BARAK.ID – Satrio Mukti Raharjo, seorang calon siswa bintara Polri berusia 18 tahun, baru-baru ini mengalami insiden yang mengubah hidupnya.
Kagumi Aipda Ambarita, Casis Satrio Mukti Korban Begal Akhirnya Masuk Polisi via Jalur Khusus dari Kapolri
Saat sedang dalam perjalanan menuju tes psikologi, Satrio menjadi korban pembegalan.
Kejadian ini bukan hanya menguji fisiknya tetapi juga semangatnya untuk menjadi polisi, sebuah cita-cita yang telah ia impikan sejak lama.
“Saya ingin menjadi polisi karena terinspirasi dari sosok Aipda Monang Parlindungan Ambarita atau yang dikenal sebagai Ambarita,” ujar Satrio, dikutip Jumat (17/5/2024).
** Inspirasi dari Sosok Ambarita **
Sejak di bangku SMP, Satrio telah mengidolakan Aipda Ambarita.
Dia sering menonton video-video yang menampilkan aksi Ambarita dalam menindak pelaku kejahatan.
Bagi Satrio, Ambarita adalah sosok polisi yang gagah dan berwibawa, yang membuatnya ingin mengikuti jejak sang idola.
“Saya selalu menonton bapak di YouTube setiap hari,” kata Satrio dengan penuh kegembiraan saat berbicara dengan Ambarita melalui video call.
Tidak hanya Satrio, ibunya, Septi, juga merasa senang melihat Ambarita berbicara dengan anaknya melalui layar ponsel.
Ambarita memberikan dukungan moril kepada Satrio untuk cepat sembuh dan tetap semangat mengikuti seleksi calon siswa bintara Polri.
“Kamu harus kuat dan cepat sembuh. Masih ada kesempatan untuk mengikuti seleksi casis bintara Polri. Jangan menyerah,” ujar Ambarita memberikan semangat.
** Insiden Pembegalan yang Menimpa Satrio Mukti Raharjo **
Peristiwa pembegalan terjadi pada Sabtu (11/3) subuh ketika Satrio sedang melintas di Jalan Arjuna, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, untuk menuju lokasi tes psikologi bintara Polri di Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Pelaku yang bersenjata tajam menyerang Satrio, mengakibatkan jari kelingkingnya hampir putus karena menangkis serangan tersebut.
“Kalau luka yang parah di tangan, kaki juga cukup parah. Tulang kelingkingnya putus, tapi masih nyantel. Pas operasi saya masih pegang jari saya,” cerita Satrio mengenai insiden tersebut.
** Dukungan dari Kapolri dan Jalur Khusus **
Mengetahui kejadian yang menimpa Satrio, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memutuskan untuk memberikan penghargaan khusus.
Satrio akan diterima sebagai anggota Polri melalui kuota disabilitas.
“Kapolri memberikan kuota khusus disabilitas,” ungkap Irjen Dedi Prasetyo, Asisten Kapolri Bidang Sumber Daya Manusia, Jumat (17/5/2024).
Irjen Dedi Prasetyo, juga menyampaikan bahwa Kapolri sangat prihatin dan bangga atas keberanian Satrio melawan para begal.
Kapolri ingin memastikan Satrio tetap melanjutkan langkahnya menuju cita-cita menjadi polisi.
“Bapak Kapolri prihatin dengan kejadian yang dialami casis tersebut. Selain itu, Bapak Kapolri pun bangga atas keberanian casis tersebut melawan komplotan begal. Kami dengar casis tersebut tetap semangat ingin mengikuti rekrutmen,” jelas Irjen Dedi Prasetyo.
* Semangat yang Tak Terbendung **
Satrio telah dua kali mengikuti tes bintara Polri.
Baginya, menjadi polisi adalah impian yang telah ia pupuk sejak kecil.
Meski mengalami kejadian pahit, semangatnya tidak padam.
“Dengan kejadian ini, jika mimpi saya harus terkubur saya ikhlas. Tapi kalau dengan kejadian ini saya bisa jadi anggota Polri, saya siap,” ujar Satrio, Rabu (15/5/2024) lalu.
Satrio bercerita bahwa pada saat kejadian, ia sedang menuju SMK Media Informatika Pesanggrahan untuk menjalani psikotes bagian dari rangkaian tes Bintara Polri.
Dia berangkat pukul 04.00 WIB karena tes dijadwalkan pukul 05.00 WIB.
Pelaku begal yang bersenjata golok langsung menyerang Satrio.
Meski tangannya terluka parah, Satrio berhasil bertahan dan tetap berharap bisa melanjutkan tes Bintara Polri.
Baca Juga: Pria di Parepare Pukul dan Ludahi Ibu Kandungnya Saat Mabuk
** Perjuangan yang Menginspirasi **
Kejadian yang menimpa Satrio tidak hanya menggugah hati banyak orang tetapi juga menjadi bukti semangat dan keberanian seorang pemuda yang bercita-cita menjadi abdi negara.
Insiden ini menunjukkan bahwa meski dihadapkan pada situasi sulit, semangat untuk mencapai cita-cita bisa memberikan kekuatan luar biasa.
Kapolsek Kebon Jeruk, Kompol Sutrisno, mengonfirmasi bahwa Satrio telah menjalani operasi penyambungan jari.
“Sudah, sudah dioperasi. Sudah disambung,” ujarnya.
Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk Kapolri dan inspirasinya, Aipda Ambarita, Satrio Mukti kini memiliki kesempatan untuk melanjutkan perjuangannya menjadi polisi.
Kejadian tragis ini tidak memadamkan semangatnya, malah membuatnya lebih kuat untuk menggapai impian menjadi pelindung masyarakat. (*)