JAKARTA, BARAK.ID – Sorotan terarah kepada Kombes Irwan Anwar, Kapolrestabes Semarang, yang terbukti terlibat dalam pertemuan antara Firli Bahuri dan Syahrul Yasin Limpo (SYL) pada Desember 2022, sebuah pertemuan yang sekarang menjadi bagian dari penyelidikan yang lebih luas mengenai kasus dugaan pemerasan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap SYL.
Profil Kombes Irwan Anwar
Dugaan keterlibatan Irwan muncul dari proses penyelidikan dan pemeriksaan yang dilakukan oleh Polda Metro Jaya terkait kasus tersebut. Pada Jumat, 6 Oktober 2023, perkara ini telah diangkat statusnya dari tahap penyelidikan ke tahap penyidikan, setelah Polda Metro Jaya memeriksa enam saksi, dengan Irwan Anwar sendiri diperiksa sebagai salah satu di antaranya.
Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak, membenarkan bahwa pemeriksaan terhadap Irwan Anwar telah dilakukan. Informasi awal mengenai keterlibatan Irwan sebagai perantara pertemuan antara Firli Bahuri dan SYL bermula dari beberapa bukti dan keterangan yang dikumpulkan selama proses penyelidikan.
Latar Belakang Irwan Anwar
Irwan Anwar, lahir di Makassar, Sulawesi Selatan pada 17 Februari 1972, tidak asing dengan dunia kepolisian mengingat beliau merupakan anak dari mantan Kapolri periode 1998-2000, Jenderal Purn Rusman Hadi. Menyelesaikan pendidikan di Akademi Kepolisian pada tahun 1994, Irwan memulai kariernya di bidang reserse dan telah menunjukkan dedikasi serta kinerja yang mengesankan sejak awal kariernya.
Menikah untuk pertama kali dengan Rosmiwata Dewi Wahyani dan kemudian dengan Andi Tenri Gusti Harnum Utari Natassa pada tahun 2000, yang mana menjadi detail penting dalam kasus ini, mengingat Andi Tenri adalah keponakan dari SYL, membuat dinamika kasus ini menjadi semakin kompleks dan menimbulkan banyak spekulasi.
Dinamika Kasus
Pertemuan antara Firli Bahuri dan SYL, yang diduga diatur oleh Irwan, menjadi titik kritis dalam kasus dugaan pemerasan pimpinan KPK ini. Detail spesifik dari pertemuan dan bagaimana hasilnya masih belum sepenuhnya diungkap, namun kasus ini telah menarik perhatian publik dan mengajukan pertanyaan serius mengenai integritas dan transparansi di kalangan pejabat tinggi negara.