BARAK.ID – Eddy Silitonga, lahir dengan nama Charles Edison Silitonga pada 17 Januari 1949 di Pematang Siantar, Sumatera Utara, adalah penyanyi dan aktor Indonesia yang terkenal. Karirnya berlangsung dari 1962 hingga kematiannya pada 25 Agustus 2016 di Jakarta.
Jejak Eddy Silitonga
Eddy Silitonga adalah anak keempat dari sebelas bersaudara dari pasangan Gustaf Silitonga dan Theresia Siahaan. Suaranya dikenal tinggi dan melengking, dan ia mencapai popularitas signifikan dengan lagu “Biarlah Sendiri” karya Rinto Harahap pada tahun 1976.
Perjalanan musiknya dimulai dengan pencapaian penting pada awal 1960-an. Pada tahun 1962, Eddy Silitonga memenangkan gelar Juara 1 Penyanyi Seriosa di Sumatera Utara dan juga menjadi pemenang dalam kompetisi Penyanyi Pop di Medan.
Dia terus meraih pengakuan di berbagai festival musik, termasuk menduduki tempat keempat di Festival Lagu Popular di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Pada tahun 1983, Eddy Silitonga memenangkan tempat pertama dalam Lomba Lagu Minang.
Pendidikannya membawanya ke Institut Teknologi Mapua di Filipina selama tiga tahun, dan selama puncak kariernya antara 1976 dan 1979, ia membentuk grupnya sendiri, “Eddy’s Group”. Eddy Silitonga juga menjabat sebagai sekretaris PARSEL (Pengayuban Artis Jakarta Selatan), yang dipimpin oleh komedian Ateng dan Is Haryanto.
Kehidupan Eddy Silitonga ditandai dengan pengalaman yang beragam di luar karir bernyanyinya. Sebelum terkenal, dia bekerja sebagai kondektur bus di Jakarta.
Pekerjaan ini adalah cara bertahan hidup setelah pindah ke ibu kota dari kampung halamannya pada tahun 1968.
Awal hidupnya di Jakarta penuh tantangan, tetapi ketekunan dan bakatnya dalam bernyanyi akhirnya membawanya ke kesuksesan.
Selain karir bernyanyinya, dia mengalami pasang surut dalam bisnis dan juga pernah menjadi Duta Kebudayaan Indonesia, menampilkan warisan budaya Indonesia yang kaya.
Kisah hidup Eddy Silitonga merupakan bukti ketahanan, bakat, dan dedikasinya terhadap seni, yang meninggalkan dampak abadi di industri musik Indonesia. (*)