BARAK.ID – Saat kabar perhelatan Pilpres 2024 semakin hangat, partai politik di Indonesia berhadapan dengan berbagai dinamika internal. Salah satu yang mengejutkan adalah pengunduran diri Anggara Wicitra Sastroamidjojo, Ketua Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di DPRD DKI Jakarta, dari partainya.
Profil Anggara Wicitra Sastroamidjojo
Seorang pemuda Jakarta yang lahir pada 16 Mei 1989, Anggara Wicitra tidak hanya memutuskan untuk meninggalkan PSI, namun ia melakukannya bersama dengan koleganya, Idris Ahmad. Alasan pasti keputusan mereka belum sepenuhnya terungkap. Namun, berdasarkan pernyataan dari Ketua DPP PSI Furqan AMC dan Ketua DPW PSI DKI Elva Farhi Qolbina, keputusan ini memutus hak mereka sebagai legislator yang mewakili PSI.
Ketika membahas Anggara Wicitra, satu hal yang menonjol adalah latar belakang profesional dan dedikasinya terhadap berbagai isu. Sebagai cucu dari mantan perdana menteri, Ali Sastroamidjojo, Anggara memiliki warisan keturunan yang mempengaruhi jalannya dalam dunia politik. Namun, tidak hanya karena keturunan, namun juga karena prestasinya sendiri.
Pengusaha muda ini memiliki ketertarikan mendalam terhadap olahraga, seni, dan teknologi. Melalui passion ini, Anggara juga mendirikan Yayasan Garuda Sakti Perkasa, sebuah organisasi yang berdedikasi untuk pengembangan dan pembinaan olahraga anak usia dini. Di samping itu, ia juga tengah fokus pada pengembangan beberapa start-up yang ditujukan untuk menangani permasalahan sosial di bidang lingkungan.
Tetapi, tak bisa dipungkiri, salah satu momen yang paling menonjol dari karir Anggara adalah penentangannya terhadap gelaran Formula E di Jakarta. Sebagai anggota legislatif, ia memberikan sorotan kritis terhadap pengelolaan anggaran event tersebut. Mengutip pernyataannya pada 29 September, Anggara menyoroti adanya indikasi markup anggaran yang signifikan pada penyelenggaraan Formula E. Dengan perbandingan angka yang dia sampaikan, terlihat kejelasan dalam pandangan kritisnya terhadap pemerintah provinsi DKI Jakarta dalam hal pengelolaan anggaran.
Keputusannya untuk meninggalkan PSI tentu mengundang banyak spekulasi dan pertanyaan. Apakah ini terkait dengan kritiknya terhadap Formula E atau ada alasan lain yang lebih mendalam? Hanya waktu yang akan memberikan jawaban.
Baca Juga: Jejak Dilraba Dilmurat: Profil, Karir hingga Kontroversi Video Syur di Bar
Satu hal yang pasti, Anggara Wicitra Sastroamidjojo adalah sosok yang memiliki integritas, dedikasi, dan komitmen tinggi dalam berbagai isu yang ia pegang. Sebagai pengusaha, aktivis, dan politisi, Anggara telah menunjukkan bagaimana kombinasi antara passion, keterampilan, dan ketekunan dapat menghasilkan dampak positif bagi masyarakat.
Dengan keputusannya kini untuk meninggalkan PSI, dunia politik Indonesia mungkin saja akan melihat sebuah transformasi dalam karir Anggara. Namun, apa pun langkah selanjutnya bagi pria ini, komitmennya terhadap keadilan, transparansi, dan pembangunan berkelanjutan tentu akan tetap menjadi panduan utamanya. (*)