JERUSALEM, BARAK.ID – Sabtu (7/10) mencatat sejarah kelam bagi Israel. Dalam serangan mendadak oleh kelompok bersenjata Hamas dari Palestina, 250 warga Israel tewas dan sejumlah lainnya diculik. Menurut catatan, insiden ini merupakan yang paling mematikan sejak perang Yom Kippur 50 tahun silam.
Israel Jadi Lautan Jenazah
Sebagai tanggapan, Israel menggelar salah satu serangan balasan terbesarnya terhadap Gaza. Dari sumber Reuters, dinyatakan bahwa akibat serangan balasan ini, lebih dari 230 warga Gaza meninggal.
“Kita akan memenangkan perang ini,” ujar Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Menurutnya, serangan dari Hamas merupakan tindakan kejam dan licik. Netanyahu menyuarakan keprihatinannya terhadap taktik Hamas yang menargetkan keluarga dan anak-anak Israel di rumah-rumah mereka serta penculikan lansia dan remaja.
Baca Juga: Israel Terkejut, 500 Nyawa Lenyap Akibat Serangan Mematikan Hamas
Namun, Hamas memiliki pandangan berbeda. Ismail Haniyeh, pemimpin Hamas, berargumen bahwa serangan yang dimulai di Gaza merupakan simbol kemenangan mereka dan menunjukkan kelemahan Israel. Ia juga menyatakan niat Hamas untuk memperluas serangan ke Tepi Barat dan Yerusalem.
Di kota Sderot, dekat Gaza, pemandangan menyedihkan terpampang. Jenazah-jenazah warga sipil tergeletak di jalan-jalan, termasuk di kursi depan mobil. “Banyak jenazah teroris dan warga sipil. Mobil-mobil ditembaki. Jenazah tersebar di seluruh jalan,” kata Shlomi, warga Sderot.
Baca Juga: Israel Kebobolan, Pasukan Hamas Menyusup ke Wilayah Perbatasan