BARAK.ID – Sebuah kasus yang menghebohkan masyarakat Bengkulu menjadi bahan perbincangan hangat di media sosial belakangan ini.
Hubungan Inses Kakak-Adik di Bengkulu, Korban Menangis dan Memeluk Pelaku yang Menghamilinya 3 Kali
Kisah percintaan menyimpang yang melibatkan dua bersaudara kandung, yang salah satunya menjadi korban pemerkosaan oleh kakaknya sendiri, memunculkan beragam reaksi dari netizen.
Baca Juga: Wali Kota Resmikan Layanan Penukaran Uang Baru SERAMBI di Pematangsiantar
Kejadian ini terungkap melalui sebuah unggahan pada akun X @kegblgnunfaedh pada malam hari, Senin, 25 Maret 2024, mengisahkan sebuah dinamika dalam sebuah keluarga.
Dalam kisah yang terjadi di Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu ini, KH, seorang pemuda berusia 21 tahun, telah melakukan tindakan asusila terhadap adik kandungnya sendiri, R, yang berusia 16 tahun, hingga menghamilinya.
Dari hubungan terlarang ini, diketahui telah lahir seorang anak yang kini berusia dua tahun.
Baca Juga: Pria di Bengkulu 3 Kali Hamili Adik Kandung, Satu dari Anak yang Lahir Kini Berusia 2 Tahun
Tragisnya, selama periode hubungan tersebut, R diketahui telah mengalami kehamilan sebanyak tiga kali, dengan dua di antaranya berakhir dengan keguguran.
Kasus ini mulai terungkap ketika orang tua korban membawa R ke bidan karena merasa tidak enak badan.
Ironisnya, terungkap bahwa R mengalami keguguran, yang kemudian membawa kasus ini ke permukaan publik.
Meskipun kasus ini terdengar mengerikan, apa yang terjadi selanjutnya di kantor polisi justru mengejutkan banyak pihak.
R, korban pemerkosaan, terlihat menangis dan memeluk kakaknya yang telah merudapaksanya ketika berada di kantor polisi, sebuah reaksi yang memunculkan spekulasi tentang kemungkinan R menderita Stockholm Syndrome.
Fenomena psikologis ini diperdebatkan oleh netizen, dengan salah seorang dari mereka, @ini_wilmac, mengemukakan bahwa Stockholm Syndrome bisa jadi merupakan mekanisme pertahanan psikologis yang dimiliki korban untuk mengatasi trauma yang dialaminya.
Hal ini diperkuat oleh komentar netizen lain, @MabiWiyono, yang menyebutkan bahwa korban mungkin telah mengalami grooming, sebuah tindakan manipulatif yang dilakukan pelaku untuk membentuk pikiran dan mental korban sesuai dengan keinginannya. (*)