BARAK.ID – Presiden Iran Ebrahim Raisi tewas dalam kecelakaan helikopter yang terjadi pada Minggu (19/5/2024).
Ebrahim Raisi, Presiden Iran Tewas dalam Kecelakaan Helikopter
Kabar ini sekaligus telah menggemparkan dunia, khususnya di media sosial.
Kata kunci “Mossad” dan “Iran” mendadak menjadi trending topic di Twitter, dengan lebih dari 1,32 juta tweet menyebutkan Iran dan lebih dari 105.000 tweet menyebut Mossad.
Peristiwa tragis ini memicu berbagai spekulasi, termasuk dugaan keterlibatan Mossad, dinas rahasia Israel yang terkenal dengan operasinya terhadap Iran.
Hubungan buruk antara Iran dan Israel, yang telah lama menjadi rahasia umum, semakin memperkuat spekulasi ini.
Terlebih lagi, Iran dikenal sebagai pendukung utama Hamas yang baru-baru ini kembali bersitegang dengan Israel di Gaza.
Ketegangan antara kedua negara memang sudah lama terjadi.
Israel telah menyerang Hamas di Gaza sejak tudingan bahwa kelompok tersebut melancarkan serangan terhadap Israel pada 7 Oktober.
Sebagai balasannya, Iran yang mendukung Hamas, terus meningkatkan dukungannya, sehingga tidak aneh jika spekulasi keterlibatan Israel dalam kecelakaan ini muncul.
Namun, beberapa ahli keamanan internasional meragukan teori tersebut.
“Mossad dikenal karena operasinya yang terfokus pada sasaran militer dan nuklir Iran, bukan pembunuhan politik tingkat tinggi,” kata seorang analis dari The Economist, dikutip Senin (22/5/2024).
“Membunuh presiden yang sedang menjabat akan menjadi tindakan perang langsung, yang hampir pasti akan memicu tanggapan keras dari Iran,” lanjut analis tersebut.
Menurut laporan itu, Israel biasanya menghindari tindakan yang dapat memicu perang besar dengan Iran, lebih memilih operasi yang lebih terbatas dan spesifik.
“Ada alasan kuat untuk meragukan keterlibatan Israel. Israel tidak pernah melakukan pembunuhan terhadap kepala negaranya, sebuah tindakan perang yang jelas akan mengundang respons sengit dari Iran,” lanjut laporan tersebut.
Peristiwa ini memperburuk ketegangan regional, khususnya dengan jaringan proksi Iran di Lebanon, Suriah, Irak, dan Yaman yang berpotensi memanfaatkan ketidakstabilan ini untuk meningkatkan agresi mereka.
Dalam sebuah pernyataan, Hamas menyampaikan belasungkawa kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei, pemerintah Iran, dan rakyat Iran atas meninggalnya Raisi, serta memuji dukungan Iran terhadap perjuangan Palestina melawan Israel.
Dukungan dan belasungkawa juga datang dari berbagai pemimpin dunia.
Perdana Menteri India Narendra Modi, Perdana Menteri Venezuela Nicolas Maduro, dan Mohammed Ali Al-Houthi dari Houthi Yaman, semuanya menyampaikan pernyataan resmi.
Pakistan bahkan mengumumkan akan memperingati hari berkabung untuk mengenang Presiden Raisi.
Selain itu, Teheran, yang juga merupakan pemasok senjata ke Rusia dalam perangnya melawan Ukraina, menghadapi berbagai teori konspirasi yang mengaitkan kejadian ini dengan upaya pembunuhan terhadap pemimpin pro-Kremlin Slovakia, Robert Fico, pekan lalu.
Baca Juga: Israel Serang Balik Iran, Ketegangan Kembali Memuncak
Menteri Luar Negeri Iran menyampaikan terima kasih kepada negara-negara yang telah membantu upaya evakuasi dan menunjukkan empati.
“Republik Islam Iran dengan tulus berterima kasih kepada banyak pemerintah, negara, dan organisasi internasional atas ekspresi emosi kemanusiaan dan solidaritas mereka terhadap pemerintah dan rakyat Iran, serta tawaran bantuan dan bantuan mereka untuk operasi pencarian dan penyelamatan,” bunyi pernyataan tersebut.
Ketidakstabilan yang ditimbulkan oleh meninggalnya Presiden Raisi menambah lapisan ketidakpastian di kawasan yang sudah tegang.
Meski spekulasi keterlibatan Mossad tidak dapat dibuktikan, peristiwa ini jelas memperlihatkan betapa rentannya situasi geopolitik di Timur Tengah, di mana satu kejadian tragis bisa memicu reaksi berantai yang mempengaruhi kestabilan global. (*)