BARAK.ID – Dalam beberapa bulan terakhir, warga Kelurahan Naga Pitu, Kecamatan Siantar Martoba, hidup dalam ketakutan akibat teror yang dilakukan oleh kelompok-kelompok gangster remaja.
Didominasi Remaja Tengil, Gangster Siantar Teriak “Paket” Sebelum Lempari Rumah Warga
Tidak hanya kelompok Simple Life, tetapi juga kelompok lain seperti Kinning Pride dan Kinning Junior yang bersekutu dalam aliansi bernama Kelompok Biru, turut ambil bagian dalam aksi keonaran ini.
Gangster remaja di Pematangsiantar aktif menggunakan media sosial untuk mempublikasikan aksi mereka.
Baca Juga: Ini Deretan Akun IG Gangster Siantar yang Kerap Bikin Onar!
Beberapa akun Instagram yang terkait dengan aktivitas mereka antara lain: @simplelife.pematangsiantar, @putraacrazyyy, @febry_sihombingg, @tutuppbukuu, @generation.zmn, @zermanboys_, @parluasan_, @stmbatakopematangsiantar01, @stmbatakopematangsiantargen2, @lordstar.__20, @ranting_misterius, @teamgekgekk, @kinning_junior, dan @kinningpridee_.
Melalui akun-akun tersebut, mereka sering mengundang ajakan tawuran dan memamerkan aksi kekerasan yang dilakukan.
Iwan (33), seorang warga Gang Air Bersih, menceritakan bahwa kelompok gangster ini selalu memulai aksinya dengan teriakan “Paket” sebelum melempari rumah-rumah warga dengan batu.
“Sudah beberapa bulan ini, kami selalu merasa cemas, terutama saat malam hari,” ungkap Iwan, Jumat (24/5/2024) malam.
Iwan menambahkan, sejak aksi gangster kian meresahkan, warga di tempat tinggalnya berada kemudian menutup pintu keluar-masuk gang rumah dengan portal.
Baca Juga: Warga Siantar Resah, Komplotan Remaja Bersenjata Tajam Diduga ‘Gangster’ Sering Bikin Onar
Tujuan dipasang portal, lanjut Iwan, untuk mencegah masuknya orang dari luar yang akan melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.
Parahnya, portal tersebut malah dilempar molotov hingga terbakar.
“Sesudah dipasangi portal, malah dilempar molotov,” ujarnya.
Kelompok Biru, yang terdiri dari remaja-remaja tengil, disebut kerap kali berulah dan meresahkan warga setempat.
Aksi brutal mereka tidak hanya berhenti pada teror fisik, tetapi juga dipublikasikan secara luas di Instagram.
Menurut penelusuran Barak.id pada Jumat (24/5/2024), kelompok ini seringkali mengunggah video-video kekerasan mereka, bahkan saat melakukan seleksi anggota baru.
Mereka sengaja mengatur akun mereka dalam mode privat untuk menjaring anggota yang dianggap cocok.
Kelompok Biru dengan berani menantang kelompok lain dan menyebarkan ancaman melalui media sosial.
“Mereka ini merasa hebat karena beraksi secara berkelompok dan memegang senjata tajam. Tapi ketika tertangkap, mereka menangis juga,” kata Iwan, menggambarkan sifat remaja-remaja tersebut.
Tidak hanya itu, kelompok Biru juga memiliki rivalitas dengan kelompok lain yang dikenal sebagai Kelompok Merah.
Perseteruan antara kedua kelompok ini sering kali berujung pada bentrokan di jalanan kota, bahkan merambah hingga ke perkampungan dan rumah-rumah warga.
Keberanian kelompok ini semakin meningkat dengan konvoi puluhan sepeda motor sambil mengacung-acungkan senjata tajam di jalan-jalan kota.
Mereka membawa berbagai jenis senjata, dari klewang, arit, hingga egrek sawit yang dimodifikasi dengan pipa besi.
Video-video konvoi ini beredar luas di media sosial, menambah keresahan warga.
Warga di Jalan Medan Gang Air Bersih, khususnya, sering menjadi korban amukan kelompok Biru.
Kejadian terparah pada Minggu (5/5/2024) dini hari lalu, sekelompok remaja bersenjata tajam menyerbu wilayah tersebut, merusak rumah-rumah dan melempari batu.
Keresahan di kalangan warga semakin memuncak.
Setiap malam libur, terutama menjelang dini hari, rumah-rumah mereka menjadi sasaran pelemparan batu.
“Mereka ini merasa sebagai gangster dan datang dari berbagai wilayah,” ungkap warga kepada media.
Warga mencoba berbagai cara untuk menghadapi teror ini.
Baca Juga: Berlagak Gangster, 2 Pria Berklewang di Siantar Diamankan Polisi
Beberapa di antaranya berpatroli di sekitar lingkungan mereka.
“Kami hanya bisa berharap polisi segera menangani masalah ini dengan serius,” kata Setno, warga di wilayah yang sama.
Warga juga mulai membentuk kelompok-kelompok kecil untuk menjaga keamanan lingkungan mereka secara bergantian.
Di tengah situasi yang mencekam ini, warga tetap berharap bahwa kondisi keamanan akan segera pulih.
“Kami ingin hidup tenang tanpa rasa takut setiap malam,” ujar Santoso, warga yang rumahnya menjadi sasaran pelemparan batu.
Pihak berwenang, dan pemerintah, diharap bisa menanggulangi masalah ini secara efektif dan mencegah terulangnya aksi-aksi serupa di masa mendatang. (*)