GAZA, BARAK.ID – Di tengah reruntuhan dan kesedihan yang menimpa warga Gaza, muncul kisah harapan dan keajaiban yang memilukan. Di Rumah Sakit al-Shifa, sebuah kehidupan baru mulai bernapas di dunia ini, meski pada saat yang sama, sang ibu tengah berjuang mempertahankan napas terakhirnya.
Dalam Kondisi Sekarat, Ibu Lahirkan Bayi di Bawah Runtuhan Bangunan
Seorang bayi lahir dari kandungan ibunya yang terluka parah akibat serangan udara. Ia lahir prematur dan seketika menjadi lambang keajaiban di tengah kehancuran. Dr Nasser Bulbul, Kepala unit neonatal di Rumah Sakit al-Shifa, memimpin operasi caesar darurat yang menyelamatkan bayi tersebut.
“Pada tanggal 13 Oktober, kami menerima panggilan mendesak dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza Utara,” kata Dr Bulbul. “Seorang wanita hamil yang terluka parah membutuhkan pertolongan. Saat itu, rumah tempatnya tinggal menjadi sasaran serangan udara, menyebabkan seluruh keluarganya, termasuk suami, tewas,” lanjutnya.
Dengan detik-detik yang berharga, tim medis berhasil melakukan operasi caesar darurat meskipun wanita tersebut dalam kondisi kritis. Bayi laki-laki tersebut berhasil dilahirkan dengan detak jantung yang lemah, namun masih hidup.
Bayi tersebut, yang kemudian dinamakan “Putra Maryam al-Harsh”, langsung dipindahkan ke unit perawatan intensif neonatal di al-Shifa. Dalam waktu singkat, dia mendapat bantuan ventilator mekanis untuk membantunya bernapas, bersama dengan 54 bayi prematur lainnya yang juga membutuhkan perawatan intensif.
Kondisi “Putra Maryam” semakin membaik setiap harinya. “Kami berhasil melepaskan ventilasi mekanisnya setelah enam hari,” ungkap Dr Bulbul. “Namun, tiga hari setelahnya, kami menemukan bahwa bayi tersebut mengalami iskemia serebral, sebuah kondisi yang disebabkan oleh gangguan aliran darah ke otak. Ini mungkin terjadi akibat trauma yang dialami sang ibu sebelum melahirkan.”
Kisah “Putra Maryam” menjadi simbol kehidupan di tengah-tengah tragedi. Namun, meski menjadi simbol harapan, dia juga mewakili realitas tragis yang dihadapi banyak bayi lainnya di Gaza. Fasilitas medis di sana menghadapi krisis bahan bakar yang diperlukan untuk menjalankan peralatan medis, termasuk ventilator mekanis.
Baca Juga: 22 Jiwa Hilang dalam Penembakan Massal di Lewiston, Teroris Domestik Amerika Masih Buron
“Tanpa bahan bakar, semua bayi yang sedang dalam perawatan intensif akan menghadapi risiko kematian. Ada 10 ventilator di sini, namun hanya tiga yang berfungsi. Tanpa bantuan segera, masa depan bayi-bayi ini menjadi sangat tidak pasti,” ujar Dr. Bulbul dengan nada mendesak.
Krisis ini menambah daftar panjang tantangan yang dihadapi warga Gaza setiap harinya. Namun, di tengah semua kesulitan, “Putra Maryam” menjadi simbol bahwa kehidupan, meskipun sering kali rapuh, akan terus berjuang dan bertahan. (*)