JAKARTA, BARAK.ID – Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, baru-baru ini mengapresiasi dua figur politik senior, Fadli Zon dari Partai Gerindra dan Fahri Hamzah dari Partai Gelora. Hal ini ia sampaikan melalui media sosial Twitter, yang menimbulkan banyak respons dari berbagai pihak.
Dinasti Politik
Pujian dari Yunarto bukan tanpa alasan spesifik. Ternyata, latar belakang pujian tersebut berkaitan dengan sebuah cuitan Fadli Zon yang diterbitkan pada tahun 2019. Cuitan tersebut menyoroti isu dinasti politik yang tengah hangat diperbincangkan oleh masyarakat.
Pada cuitannya, Fadli Zon mengingatkan tentang kebijakan Presiden Soeharto di era Orde Baru. Meskipun mekanisme pilkada berbeda saat itu, Fadli Zon menekankan bahwa Presiden Soeharto tidak pernah mengizinkan anaknya untuk berpartisipasi dalam pilkada.
“Di zaman Orde Baru saja, Pak Harto tak pernah izinkan anaknya ikut pilkada, walau mekanismenya beda,” ungkap Fadli Zon.

Fadli Zon kemudian menyoroti bahwa jika seorang presiden mengizinkan keluarganya untuk ikut serta dalam pilkada, maka hanya ada dua kemungkinan penamaannya: ‘politik dinasti’ atau ‘politik aji mumpung’. “Kalau namanya bukan ‘bukan politik dinasti’ ya politik ‘aji mumpung’,” tegasnya. Menurutnya, hal tersebut dapat membahayakan kualitas demokrasi di negara ini.
Cuitan kontroversial tersebut menarik banyak komentar, termasuk dari Fahri Hamzah, politisi Partai Gelora. Fahri Hamzah, dalam komentarnya, tampaknya mengkonfirmasi bahwa cuitan Fadli Zon ditujukan kepada Presiden Joko Widodo dan anaknya, Gibran Rakabuming.