BARAK.ID – Sebuah laporan yang menggugah hati masyarakat luas datang dari Parung, Kabupaten Bogor, mengenai insiden kekerasan dalam rumah tangga yang menimpa seorang anak perempuan berusia tujuh tahun.
Ayah Biadab di Bogor Paksa Bocah Perempuan Mengamen Usai Dianiaya Hingga Babak Belur
Dalam insiden yang memilukan ini, sang anak menjadi korban kekejaman ayah kandungnya sendiri, yang tidak hanya menganiayanya hingga mengalami luka parah tetapi juga memaksanya mengamen untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga.
Kabar tentang tragedi ini tersebar luas melalui media sosial, khususnya lewat unggahan akun @infoparung di Instagram, yang membagikan sebuah video yang menunjukkan kondisi menyedihkan dari korban, yang tubuhnya penuh dengan memar.
Dalam video tersebut, terlihat jelas betapa kejamnya tindakan yang dilakukan oleh orang yang seharusnya memberikan perlindungan dan kasih sayang.
Dalam keadaan yang memprihatinkan, warga setempat tidak tinggal diam dan segera melaporkan kasus ini kepada pihak berwajib.
Polisi pun bertindak cepat dengan mengamankan ayah korban sebagai tersangka.
Dilansir Barak.id, Kamis (8/2/2024), AKP Teguh Kumara, Kasat Reskrim Polres Bogor, mengatakan pelaku saat ini sedang dalam pemeriksaan intensif untuk mengumpulkan bukti dan keterangan saksi guna menetapkan status hukumnya.
Lebih lanjut, korban segera dievakuasi untuk mendapatkan perawatan medis atas luka-lukanya, serta pendampingan psikologis dari Dinas Sosial untuk memulihkan trauma yang dialami.
Baca Juga: AMAN Dukung Pasangan Prabowo-Gibran untuk Pemilihan Presiden 2024
Kesadaran masyarakat dan respons cepat dari pihak kepolisian dan Dinas Sosial menunjukkan pentingnya kerjasama dalam menangani kasus kekerasan, terutama yang melibatkan anak-anak.
Kesaksian dari tetangga menambahkan lapisan kesedihan pada kasus ini, mengungkapkan bahwa korban sering kali dijadikan alat untuk mencari nafkah oleh orang tuanya, bahkan ibu tiri korban juga diketahui ikut serta dalam perlakuan kasar tersebut.
Masyarakat setempat yang sebelumnya takut untuk bertindak, akhirnya bersatu untuk melaporkan kejadian ini, memperlihatkan keberanian dalam menghadapi kejahatan terhadap anak. (*)