BARAK.ID – Polemik terkait pengungsi Rohingya di Aceh berlanjut dengan aksi mogok makan yang mereka lakukan di basement Balee Meuseuraya Aceh (BMA). Insiden ini bermula ketika ratusan pengungsi menolak makanan yang disajikan dan mencerminkan ketidakpuasan mereka terhadap kondisi tempat tinggal.
Alasan Mahasiswa Aceh Pindahkan Pengungsi Rohingya: Banyak Tuntutan dan Dianggap Mengganggu
Dilaporkan bahwa pengungsi tersebut, yang jumlahnya mencapai ratusan, menggunakan mogok makan sebagai bentuk protes. Mereka menuntut hunian yang lebih layak, mengungkapkan kekecewaan mereka selama waktu makan siang dan malam.
Dilansir Barak.id, Kamis (28/12/2023), saat jam makan malam, penolakan yang dilakukan oleh para pengungsi menjadi lebih intens. Yayasan Kemanusiaan Madani Indonesia (YKMI) dan relawan PMI Banda Aceh yang bertugas membagikan makanan menghadapi kesulitan.
Pengungsi menyatakan bahwa aksi ini merupakan bentuk tuntutan mereka untuk mendapatkan tempat tinggal yang lebih layak. Mereka mengekspresikan kekecewaan atas hunian saat ini yang dianggap tidak memenuhi standar.
Dalam konteks ini, timbul desakan agar Indonesia, khususnya Aceh, menetapkan aturan yang lebih ketat untuk mengatur keberadaan pengungsi Rohingya. Beberapa pihak bahkan menyarankan pemindahan mereka ke negara lain, mengingat perilaku mereka yang dianggap mengganggu.
Warganet juga menyarankan pemindahan pengungsi Rohingya ke Bangladesh, sejalan dengan kondisi di kamp pengungsi di sana. Aksi mogok makan ini dikhawatirkan akan merugikan pengungsi sendiri dan membuang-buang fasilitas serta makanan yang telah disediakan.
Di sisi lain, Indonesia, terutama Aceh, diharapkan dapat mengambil langkah tegas dalam menghadapi situasi ini, mengingat mereka telah menyediakan fasilitas bagi para pengungsi.
Meskipun demikian, belum ada konfirmasi resmi mengenai kebenaran dari berita ini. UNHCR sebagai badan penanggung jawab pengungsi di Indonesia masih belum memberikan keterangan terkait situasi tersebut.
Baca Juga: Pengungsi Rohingya Memohon Belas Kasih dan Ampunan di Tengah Aksi Liar Ratusan Mahasiswa Aceh
Kemudian, pada Rabu, 27 Desember 2023, suasana di basement BMA berubah ketika ratusan mahasiswa memasuki area tersebut untuk mengangkut pengungsi Rohingya. Di lokasi ini, terdapat 135 pengungsi yang mayoritasnya adalah anak-anak dan wanita.
Para mahasiswa awalnya berkumpul di depan gedung DPRA, Banda Aceh, sebelum bergerak menuju BMA. Meski sempat dihadang petugas keamanan, mereka berhasil masuk ke basement.
Di dalam, para mahasiswa langsung berlari ke bagian basement, menimbulkan keributan. Saat pengungsi sedang melaksanakan shalat Zuhur, suasana menjadi semakin tegang.
Setelah shalat, para pengungsi, termasuk orang tua, wanita, dan anak-anak, dipaksa naik ke atas truk untuk dibawa ke Kantor Kemenkumham Aceh. (*)