BARAK.ID – Bernard Ervander Laia, seorang pemuda berusia 20 tahun asal Nias Selatan, Sumatera Utara, baru-baru ini mengukir sejarah dalam hidupnya dengan dilantik menjadi Brigadir Dua (Bripda) di Polri. Bernard, anak yatim piatu dari Bajunia Laia dan Kasihani Nehe, telah menapaki jalan penuh tantangan sejak kecil.
Bernard Ervander Laia
Dia menceritakan bahwa tragedi kehidupan dimulai ketika ibunya, Kasihani, mengalami gangguan jiwa setelah kematian kakak laki-lakinya. Kasihani kemudian meninggalkan rumah, menjadi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang berkeliaran di jalan-jalan.
Bernard mengingat masa kecilnya, “Ibu dan ayah saya berpisah sejak saya masih kecil. Ibu mengalami gangguan jiwa setelah abang saya meninggal. Sejak itu, saya hidup bersama ayah di Medan.”
Baca Juga: Jejak Indra Charismiadji, Jubir Timnas AMIN Ditangkap Terkait Kasus Pajak dan TPPU
Bernard hampir putus sekolah karena kesibukan ayahnya yang bekerja sebagai operator alat berat, sering kali meninggalkannya tanpa pengawasan.
Untuk bertahan, Bernard sempat tinggal bersama bibinya di Medan, menjalani hidup yang sulit karena keterbatasan ekonomi. Dia bahkan ikut berjualan roti dan mengumpulkan botol bekas untuk membantu keuangan keluarga.
Kehidupan Bernard semakin berat ketika kabar kesehatan ibunya yang sempat membaik tergeser oleh diagnosis kanker rahim.
“Saya kembali ke Nias Selatan saat SMP. Ibu saya sempat direhabilitasi di gereja dan mulai membaik, namun akhirnya meninggal karena kanker rahim,” ungkap Bernard.
Tragedi bertambah ketika ayahnya meninggal akibat kecelakaan kerja, hanya enam bulan setelah kepergian ibunya.
Bernard mengalami kehilangan arah, ditinggal oleh keluarga tirinya, dan harus menghadapi kehidupan sendiri.