DERNA, LIBYA, BARAK.ID – Suasana pilu dan duka mendalam menyelimuti Kota Derna, Libya, pasca diterjang Badai Daniel yang meluluhlantakkan sebagian besar kawasan Mediterania itu. Pada Minggu malam, (10/9/2023), luapan air membanjiri kota tersebut, menyebabkan bendungan kritis pecah dan merenggut ribuan nyawa.
Seiring waktu berlalu, pencarian terhadap para korban yang hilang semakin intensif. Pejabat setempat memperkirakan sekitar 10.000 penduduknya hilang. Sebuah pernyataan resmi dari Badan Bantuan PBB OCHA menyebutkan bahwa korban tewas mencapai 5.000 jiwa, dan angka tersebut dikhawatirkan masih akan bertambah.
Badai Daniel di Libya
Kisah pilu datang dari Usamah Al Husadi, 52 tahun, yang bekerja saat badai melanda. Ia kini mencari keluarganya yang lenyap. “Saya berjalan kaki mencari mereka… Saya pergi ke semua rumah sakit dan sekolah tapi tidak menemukan tanda-tanda mereka,” ungkap Husadi dengan kesedihan mendalam. Kehilangan yang dialami Husadi bukanlah sebatas istri dan lima anaknya saja, namun juga setidaknya 50 anggota keluarga besar dari pihak ayahnya.
Baca Juga: Terobosan Medis: Ginjal Babi Genetik Kini Dapat Ditransplantasikan ke Manusia
Kota Derna kini bagaikan ranjau perang. Laut biru khas Mediterania tersebut, kini dipenuhi barang-barang milik penduduk; mulai dari pakaian, mainan anak-anak, perabotan rumah, sepatu, dan barang-barang lainnya. Jalan-jalan kota dipenuhi lumpur tebal, puing-puing bangunan, pepohonan tumbang, serta ratusan mobil yang rusak parah.
Sebuah kesaksian haru datang dari Mohamed Mohsen Bujmila, insinyur berusia 41 tahun. “Saya dan istri berhasil selamat, namun saudara perempuan saya hilang,” ujarnya dengan nada bergetar. Keberadaan saudaranya itu diketahui setelah Bujmila menemukan jenazah suami dan anak saudarinya. Ironisnya, di apartemen yang sama, ia menemukan dua mayat lain yang belum dikenali.