BARAK.ID – Dalam debat capres 2024 yang berlangsung di Kantor KPU RI, Jakarta, pada 12 Desember 2023, tema “Penguatan Demokrasi” memicu diskusi panas antara Anies Baswedan dan Prabowo Subianto, dengan Anies menyoroti permasalahan dalam demokrasi Indonesia, sementara Prabowo menanggapi dengan menyinggung Presiden Jokowi.
Anies Dianggap Berlebihan, Prabowo Bantu Terpilih Gubernur DKI: Bukti Demokrasi di Indonesia Berjalan Baik
Di hadapan penonton yang antusias, Anies, yang mendapat giliran pertama, menekankan bahwa masalah demokrasi di Indonesia lebih luas dari kepercayaan publik terhadap partai politik.
Dia menggarisbawahi tiga aspek krusial demokrasi: kebebasan berbicara, keberadaan oposisi yang efektif, dan pelaksanaan pemilu yang adil dan transparan.
Anies juga menyoroti penurunan kebebasan berbicara dan minimnya peran oposisi, serta mengkritik Undang-Undang ITE dan pasal 14 dan 15 Undang-Undang nomor 1 tahun 1946 yang menurutnya menghambat kebebasan berbicara.
Selanjutnya, Anies membahas kebutuhan partai politik untuk mendapatkan kepercayaan publik kembali. Dia menyarankan reformasi pembiayaan politik untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas.
Saat giliran Prabowo menjawab, dia menanggapi Anies dengan menyebut Anies terlalu berlebihan dalam kritiknya terhadap demokrasi.
Baca Juga: Visi Misinya Kerap Dikritik, Prabowo Balas Tukang Nyinyir hingga Sebut ‘Bangsa Tempe’
Prabowo, yang membantu Anies terpilih sebagai Gubernur DKI, menegaskan bahwa keberhasilan Anies menjadi Gubernur membuktikan bahwa demokrasi di Indonesia berjalan dengan baik.
Prabowo juga menyatakan bahwa jika Jokowi adalah diktator, Anies tidak akan bisa menjadi Gubernur, mengimplikasikan bahwa proses demokratis masih berjalan.
Debat ini menunjukkan perbedaan pandangan yang tajam antara kedua calon tentang keadaan demokrasi di Indonesia saat ini. (*)