LEWISTON, BARAK.ID – Kota Lewiston, Maine diguncang oleh serangkaian penembakan massal yang menewaskan setidaknya 22 orang pada Rabu (25/10) malam.
Penembakan Massal di Lewiston
Kejadian mematikan ini dimulai di arena bowling Sparetime Recreation dan menyebar ke restoran Schemengees Bar & Grille serta pusat distribusi Walmart lokal.
Pelaku disebut sebagai teroris domestik Amerika dan diidentifikasi bernama Robert Card (40), instruktur senjata api bersertifikat dan anggota cadangan Angkatan Darat Amerika Serikat.
Meskipun keterlibatan militer Card tidak menandakan motif resminya, fakta bahwa seorang profesional bersenjata terlibat mengundang pertanyaan serius.
Departemen Kepolisian Lewiston merilis foto Card, yang mengenakan atasan berwarna coklat, celana biru, dan sepatu coklat, membawa senjata semi-otomatis di arena bowling.
Mereka juga merilis gambar SUV putih yang dicurigai sebagai kendaraan pelarian Card dengan detail bahwa bumper depannya mungkin telah dicat hitam.
“Kami meminta semua tempat usaha untuk melakukan lockdown atau menutup sementara kami melakukan investigasi. Pelaku masih buron,” kata Departemen Sheriff Androscoggin County dalam sebuah pernyataan di Facebook.
Presiden Joe Biden telah diberitahu tentang insiden tersebut dan diharapkan akan memberikan komentar dalam waktu dekat.
Penembakan di Lewiston merupakan salah satu insiden paling mematikan sejak serangan 2017 di festival musik Las Vegas yang menewaskan sekitar 60 orang. Hal ini memperkuat keprihatinan tentang kekerasan senjata di Amerika, sebuah negara di mana kepemilikan senjata api melebihi jumlah penduduknya.
Penyebab serangan ini masih belum jelas. Anggota Dewan Kota Lewiston, Robert McCarthy, menegaskan pihaknya memiliki identifikasi awal pelaku. “Ada 22 orang yang dipastikan tewas di arena bowling, dan banyak lagi yang terluka,” katanya.
Baca Juga: Barak TNI di Lebanon Hancur Dihantam Mortir Israel
Dengan lebih dari 500 penembakan massal yang tercatat tahun ini menurut arsip kekerasan senjata api, serangan di Lewiston menambah angka tragis yang terus meningkat di Amerika.
Terlepas dari upaya berkelanjutan untuk memperketat regulasi senjata api, oposisi kuat tetap ada, memperburuk masalah ini. (*)