BARAK.ID – Dalam kunjungan politik yang berlangsung pada Sabtu, 14 September 2024, calon Wakil Bupati Simalungun, Benni Gusman Sinaga, disambut dengan antusiasme yang luar biasa oleh masyarakat di Huta Silandoyong, Nagori Silau Panribuan, Kecamatan Silau Kahean, Kabupaten Simalungun.
Kehadirannya dianggap sebagai momen penting, terlebih lagi dengan adanya penyematan hio pamotting—sebuah simbol penghormatan adat dari Batak Simalungun yang diberikan kepada tamu yang dihormati.
Kehangatan sambutan ini menegaskan bahwa masyarakat setempat menaruh harapan besar kepada Benni Sinaga dan pasangannya, Anton Saragih, dalam kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Simalungun 2024.
Dalam pidatonya di hadapan masyarakat, Benni Sinaga dengan tegas menyatakan bahwa keterlibatannya dalam Pilkada ini bukan semata-mata karena ambisi pribadi, melainkan didorong oleh keinginan tulus untuk membawa perubahan nyata bagi daerah asalnya.
“Saya merasa terhormat atas sambutan hangat ini. Kami datang dengan niat tulus untuk membawa perubahan dan memajukan Kabupaten Simalungun. Ini adalah panggilan hati, bukan sekadar ajang politik,” ujar Benni Sinaga di awal pidatonya.
Komitmen untuk Perubahan
Benni menjelaskan bahwa keputusan untuk maju sebagai calon Wakil Bupati bersama Anton Saragih merupakan hasil dari pertimbangan panjang.
Dia merasakan tanggung jawab moral yang besar untuk ikut serta dalam pembangunan Kabupaten Simalungun yang, menurutnya, masih jauh dari kata maju.
Di tengah kesibukannya di Jakarta, Benni selalu memiliki kerinduan untuk kembali ke kampung halaman dan berkontribusi.
“Saya telah lama bekerja bersama Pak Prabowo Subianto, dan selama itu pula saya selalu teringat akan Simalungun. Saya merasa perlu kembali dan memberikan yang terbaik bagi daerah ini,” tegas Benni, seraya menambahkan bahwa dorongan untuk maju juga datang langsung dari Prabowo Subianto.
Menurut Benni, situasi politik di Simalungun sempat didominasi oleh keinginan kuat pihak inkumben untuk mengajukan kotak kosong dalam Pilkada.
Namun, dalam dua bulan terakhir, namanya mulai muncul ke permukaan sebagai salah satu kandidat kuat.
Ia mengaku telah diperintahkan langsung oleh Prabowo untuk ikut serta dalam kontestasi ini.
Dalam pidatonya, Benni juga mengungkapkan tantangan-tantangan yang dihadapi Kabupaten Simalungun saat ini.
Menurutnya, meskipun ada beberapa kemajuan, langkah-langkah yang diambil masih terlalu kecil dan lamban.
Simalungun, menurutnya, perlu perubahan signifikan untuk bisa bersaing dengan daerah-daerah lain.
“Selama saya berada di Jakarta, saya selalu merenung tentang kondisi Simalungun. Daerah ini tampaknya berjalan di tempat, kemajuan yang ada hanya setengah langkah ke depan. Ini tidak cukup,” lanjut Benni dengan nada serius.
Dia kemudian menambahkan bahwa dia dan pasangannya, Anton Saragih, memiliki visi yang jelas untuk mengubah dinamika tersebut.
Benni optimistis bahwa dengan jaringan yang dimilikinya, termasuk akses mudah ke pemerintah pusat, mereka akan mampu mendapatkan dukungan untuk program-program pembangunan yang strategis.
“Kami memiliki hubungan baik dengan pemerintah pusat. Jika terpilih, kami yakin dapat membawa program-program besar untuk Simalungun,” ujarnya penuh percaya diri.
Dukungan dari Masyarakat dan Tokoh
Pertemuan yang berlangsung di Huta Silandoyong ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh masyarakat yang memberikan dukungan penuh terhadap Benni Sinaga dan Anton Saragih.
Salah satu tokoh masyarakat yang hadir, Johalim Purba, mantan Ketua DPRD Kabupaten Simalungun, menyampaikan apresiasi khusus kepada Benni.
Johalim melihat Benni sebagai sosok pemimpin muda yang dinamis, dengan jaringan luas di tingkat provinsi dan pusat.
“Bapak Benni ini masih sangat muda, baru 44 tahun, dan penuh energi. Dia memiliki akses yang sangat baik di tingkat provinsi dan pusat, yang tentunya bisa membantu dalam pembangunan Simalungun,” ujar Johalim Purba, yang mendapatkan tepuk tangan dari masyarakat yang hadir.
Menurutnya, kemampuan komunikasi yang baik dari Benni merupakan modal utama yang dibutuhkan untuk membawa perubahan besar di Simalungun.
Johalim juga menegaskan bahwa dengan kehadiran Benni dan Anton, masyarakat Simalungun harus optimistis.
“Kita perlu sosok pemimpin muda yang memiliki visi dan hubungan luas seperti Benni. Saya yakin dia bisa membawa angin segar bagi pembangunan daerah ini,” tambah Johalim.
Simbol Komitmen
Sebagai tanda komitmen dan dukungan masyarakat terhadap pasangan calon ini, pertemuan tersebut diakhiri dengan pemasangan pin Anton Saragih-Benni Sinaga kepada perwakilan masyarakat.
Pin tersebut bukan hanya sekadar simbol, melainkan menjadi representasi dari harapan bersama untuk masa depan yang lebih baik bagi Kabupaten Simalungun.
“Kami datang dengan tekad bulat, dengan seluruh tenaga dan jiwa raga kami, untuk membangun Simalungun menjadi lebih baik. Kami mohon doa dan dukungan dari masyarakat,” kata Benni di penghujung acara, dengan nada yang penuh semangat.
Acara tersebut berlangsung lancar, dan kehadiran Benni Sinaga di Huta Silandoyong tampaknya semakin memperkuat posisinya sebagai salah satu kandidat kuat dalam Pilkada Simalungun 2024.
Masyarakat yang hadir, meski tidak secara langsung menyatakan dukungan, tampak menyambut gagasan-gagasan yang disampaikan oleh Benni dengan positif.
Dengan Pilkada yang semakin dekat, Benni Gusman Sinaga bersama Anton Saragih semakin gencar melakukan kunjungan ke berbagai wilayah di Kabupaten Simalungun.
Dalam setiap pertemuan, Benni menekankan pentingnya komunikasi yang baik antara pemerintah daerah dan masyarakat.
Menurutnya, jika terpilih, ia akan memastikan adanya keterbukaan informasi dan dialog yang terus-menerus antara pemerintah dan warga.
“Kami tidak hanya datang untuk memberikan janji. Kami datang untuk mendengarkan apa yang diinginkan oleh masyarakat. Ini bukan tentang kami, tetapi tentang bagaimana kita bisa bekerja bersama untuk masa depan Simalungun yang lebih baik,” tutup Benni Sinaga di akhir pertemuan tersebut.
Dengan demikian, perjalanan Benni Sinaga dan Anton Saragih dalam kontestasi Pilkada ini telah memasuki fase yang penuh tantangan.
Namun, sambutan hangat dari masyarakat di berbagai daerah, seperti yang terjadi di Huta Silandoyong, menjadi modal penting bagi keduanya dalam melanjutkan perjuangan. (*)