BARAK.ID – Dataran Rafah, Jalur Gaza selatan, menjadi saksi tragedi kemanusiaan akibat serangan brutal militer Israel.
All Eyes on Rafah: Isak Tangis di Mana-mana Bercampur Aroma Daging Manusia yang Hangus Terkena Rudal
Situasi kemanusiaan di Rafah, kota terdepan di Jalur Gaza yang berbatasan dengan Mesir, semakin memburuk seiring dengan meningkatnya serangan udara dan operasi militer Israel dalam beberapa pekan terakhir.
Serangan brutal yang telah menewaskan puluhan warga sipil Palestina telah memicu kecaman internasional yang semakin keras terhadap tindakan Israel.
“Kami menyerukan kepada masyarakat internasional untuk tidak berpaling dari tragedi kemanusiaan yang terjadi di Rafah,” kata Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dikutip Jumat (31/5/2024).
“Serangan biadab ini tidak hanya melanggar hukum internasional, tetapi juga merupakan pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia yang paling mendasar,” lanjutnya.
Menurut laporan dari Palang Merah Internasional, setidaknya 71 orang tewas dan lebih dari 500 orang luka-luka sejak dimulainya operasi militer Israel di Rafah pada awal Mei.
Baca Juga: Israel Membabi Buta Serang Rafah, 36 Ribu Jiwa Melayang
Sebagian besar korban adalah warga sipil, termasuk anak-anak dan perempuan.
Erdogan mengutuk serangan brutal Israel terhadap Rafah, yang telah menjadi tempat pengungsian bagi lebih dari satu juta warga Palestina yang kehilangan rumah mereka.
“Tindakan Israel ini jelas merupakan pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional dan harus diakhiri dengan segera,” tegasnya.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, membela operasi militer di Rafah, dengan alasan untuk melindungi keamanan warga Israel dari serangan roket yang diluncurkan oleh kelompok militan Palestina Hamas.
Namun, banyak pihak yang meragukan alasan tersebut, mengingat sebagian besar korban adalah warga sipil yang tidak bersenjata.
Serangan udara dan operasi militer Israel di Rafah telah memicu gelombang protes di seluruh dunia.
Di Turki, ribuan orang turun ke jalan untuk mengutuk tindakan Israel dan mendesak pemerintah Turki untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Tel Aviv.
“Israel telah melanggar semua norma kemanusiaan dan hukum internasional. Kami tidak akan tinggal diam sementara warga Palestina terus menjadi korban agresi dan pembunuhan massal oleh rezim Zionis Israel,” papar Erdogan, dalam sebuah pidato di Istanbul.
Sementara itu, di Prancis, sejumlah organisasi non-pemerintah dan kelompok hak asasi manusia berencana untuk menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran di Paris pada akhir pekan ini, menuntut pemerintah Prancis untuk mengambil tindakan tegas terhadap Israel.
Meskipun menghadapi kecaman internasional yang semakin meluas, pemerintah Israel tampaknya tidak menunjukkan tanda-tanda akan menghentikan operasi militernya di Rafah.
Dalam sebuah pernyataan resmi, Perdana Menteri Netanyahu menegaskan bahwa operasi akan berlanjut hingga “ancaman keamanan dari Hamas benar-benar dihilangkan.”
“Kami tidak akan mundur dalam upaya untuk melindungi warga Israel dari serangan teroris,” kata Netanyahu.
Namun, banyak pengamat internasional yang meragukan klaim Israel tentang ancaman keamanan dari Hamas, mengingat kelompok militan itu telah menyatakan gencatan senjata sejak berakhirnya konflik Gaza pada 2021.
Mereka juga mempertanyakan tingkat kekerasan yang digunakan oleh tentara Israel dalam operasi militer di Rafah, yang telah menewaskan banyak warga sipil tidak bersalah.
Sementara itu, warga Palestina di Rafah terus berjuang untuk bertahan hidup di tengah serangan brutal dan kekurangan pasokan makanan, air, dan obat-obatan.
Banyak dari mereka yang terpaksa mengungsi ke tempat-tempat pengungsian darurat yang dipenuhi sesak dan kekurangan fasilitas yang memadai.
Baca Juga: 8 Faktor Kebiadaban Zionisme Israel Sulit Dihentikan
Daftar Kekejaman Israel di Rafah
Dalam operasi yang diklaim untuk mencari militan Hamas, pasukan Zionis justru menghujani kamp-kamp pengungsi dan menewaskan puluhan warga sipil tak berdosa.
Gambar-gambar yang beredar dari Rafah menunjukkan bahwa Gaza benar-benar merupakan neraka di bumi.