MEDAN, BARAK.ID – Seorang mahasiswa bernama Aldi Sahilatua Nababan yang berkuliah di Elizabeth International Bali ditemukan tewas secara tragis di kamar kosnya yang berlokasi di Nusa Dua Koi Kos, Kuta, Bali. Kabar tragis ini pertama kali diungkapkan oleh kakak korban, Monalisa Nababan, melalui akun Instagram pribadinya.
Viral Keluarga Aldi Sahilatua Nababan Dilarang Menyaksikan Proses Autopsi
Kondisi jenazah Aldi sangat mengenaskan, dengan banyak lebam terlihat di seluruh tubuhnya. Mulut dan hidung korban mengeluarkan darah, dan organ vitalnya ditemukan dalam kondisi yang sangat buruk.
Keluarga Dilarang Menyaksikan Proses Autopsi di Bali
Setelah penemuan mayat Aldi, proses autopsi pun segera dilakukan di RS Bhayangkara Medan. Namun, keluarga korban tidak diizinkan menyaksikan proses tersebut. Mereka sebelumnya telah mencoba memberikan opsi untuk melibatkan dokter yang telah mereka tunjuk, tetapi usaha ini tidak berhasil karena dokter forensik tidak mengizinkannya.
Pihak rumah sakit bahkan mengunci rapat ruang bedah dan menempatkan penjaga untuk mengawal pintu masuk ke ruangan tersebut. Keluarga Aldi juga tidak diizinkan untuk mendokumentasikan proses autopsi, mulai dari pembukaan peti hingga akhirnya proses tersebut selesai.
Minta Bantuan Presiden dan Kapolri
Melihat perlakuan yang tidak adil ini, keluarga Aldi merasa sangat terpukul. Monalisa Nababan, kakak korban, dengan tulus meminta bantuan kepada Presiden Joko Widodo dan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) untuk menyelidiki kasus ini lebih lanjut dan memastikan bahwa pelaku kejahatan ini dihukum dengan seberat-beratnya.
Baca Juga: Aldi Sahilatua Nababan Mahasiswa asal Siborong-borong Tewas di Bali, Diduga Dibunuh
“Saya MONALISA NABABAN sebagai kakak kandung dan seluruh keluarga besar Aldi memohon dengan sangat kepada BAPAK PRESIDEN JOKOWI DAN BAPAK KAPOLRI untuk menangkap dan menghukum seberat-beratnya yang membunuh adik saya Aldi,” ungkap Monalisa.
Kepolisian setempat telah memulai penyelidikan terkait kematian Aldi Sahilatua Nababan yang diduga akibat pembunuhan. Mereka akan bekerja sama dengan pihak rumah sakit untuk mengumpulkan bukti dan informasi yang diperlukan guna mengungkap fakta-fakta di balik tragedi ini.
Tidak hanya keluarga Aldi yang meminta keadilan, tapi juga masyarakat yang sangat terguncang oleh berita ini. Mereka mengharapkan agar kasus ini segera diungkap dan pelakunya dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku, sehingga keadilan bisa terwujud untuk Aldi Sahilatua Nababan dan keluarganya.
Polisi Tepis Tuduhan Persulit Autopsi
Keluarga Aldi Sahilatua Nababan (23), mahasiswa yang tewas tragis di kamar kosnya di Kuta Selatan, Bali, mengaku menghadapi kesulitan dalam upaya melakukan autopsi terhadap jasad Aldi yang diduga korban pembunuhan. Namun, pihak Polsek Kuta Selatan membantah tudingan tersebut.
Monalisa Nababan, kakak korban, menceritakan bahwa Aldi dibawa ke RSU Sanglah setelah ditemukan tewas di kamar kosnya di Jalan By Pass Ngurah Rai, Kecamatan Kuta Selatan, pada Sabtu (18/11/2023) pagi. Menurutnya, pihak kepolisian telah menghadirkan kendala dalam proses autopsi adiknya tersebut.
Baca Juga: Kamar Aldi Sahilatua Nababan Bersimbah Darah dan Alat Vital Rusak, Kakak Korban: Dia Orang Baik
“Ia dibawa ke RSU Sanglah, tetapi saat itu mereka bilang bahwa autopsi akan sulit dilakukan dan mengenakan biaya tertentu. Selain itu, mereka juga mengatakan bahwa mendaftarkan autopsi pada hari Senin tidak akan menjamin bahwa autopsi akan segera dilakukan, karena kami harus menunggu jadwal. Itu yang mereka katakan, sehingga tidak ada kepastian,” ungkap Monalisa.
“Kami merasa bahwa proses autopsi sulit dijalani. Oleh karena itu, saya memberitahu keluarga di sana untuk mengirim jenazah langsung ke Medan. Setelah tiba di Medan, baru kami meminta untuk segera melakukan autopsi,” tambahnya.
Irwan Sihombing, paman korban, juga mengungkapkan kekecewaannya karena tidak diizinkan untuk melihat autopsi yang dilakukan terhadap keponakannya di RS Bhayangkara. Rumah sakit tidak memberikan izin untuk itu.
“Kami ingin menyaksikan autopsi, mengambil foto, dan merekam video proses autopsi tersebut untuk mengetahui bagian mana yang diperiksa. Namun, dokter di sana tidak mengizinkan hal tersebut. Ketika kami menawarkan dua dokter untuk mewakili keluarga, permintaan tersebut juga ditolak. Mereka menutup pintu erat sehingga kami tidak dapat masuk. Mereka mengklaim bahwa itu adalah SOP rumah sakit,” ungkap Irwan.
Baca Juga: Kamar Aldi Sahilatua Nababan Dipenuhi Lalat Hijau, Pemilik Kos Syok Lihat Kondisinya!
Kanit Reskrim Polsek Kuta Selatan, Iptu Nur Habib Auliya, yang turut hadir di RS Bhayangkara Medan, membantah tudingan keluarga yang menyebut bahwa pihak kepolisian mempersulit proses autopsi.
“Tidak ada yang mempersulit,” tegas Nur sambil menuju mobilnya untuk meninggalkan lokasi.
Ia juga enggan memberikan informasi lebih lanjut tentang penyebab kematian Aldi, dengan alasan bahwa ia masih menunggu keterangan dari Kapolres. “Saya akan menunggu keterangan dari Kapolres,” jelasnya. (*)