JAKARTA, BARAK.ID – Sebuah kontroversi baru muncul terkait kasus sianida yang melibatkan Mirna Salihin dan Jessica Wongso. Abimanyu, seorang pakar telematika, menyoroti rekaman CCTV yang disajikan oleh Edi Darmawan Salihin, ayah Mirna, sebagai bukti baru dalam kasus tersebut.
Rekaman CCTV Ayah Mirna Hasil Manipulasi
Rekaman CCTV tersebut telah lama disimpan oleh Edi Darmawan namun belum pernah diajukan sebagai bukti dalam persidangan. Menariknya, rekaman ini baru muncul setelah Netflix merilis film dokumenter berjudul “Ice Cold“, yang membuat banyak masyarakat cenderung berpihak kepada Jessica Wongso.
Abimanyu mengemukakan dugaan rekayasa pada rekaman CCTV tersebut. Salah satu poin yang ia soroti adalah terkait kualitas piksel dan frame rate dari rekaman yang menurutnya “tidak masuk akal”. Dalam wawancaranya dengan saluran YouTube TRUSTNOONE, Ahli Telematika ini mengatakan, “Soal zoom, kalau hanya dizoom dan pikselnya berubah, itu tidak masalah selama tidak ada modifikasi konten. Namun, yang menjadi masalah adalah ketika hanya bagian yang diperbesar yang ditampilkan tanpa memberikan gambaran penuh.”
Ia menambahkan bahwa biasanya pemberbesaran pada suatu rekaman dilakukan setelah menunjukkan gambaran keseluruhan. Namun, pada bukti yang diajukan oleh Edi Darmawan, hanya bagian yang telah diperbesar yang ditampilkan.
Tak hanya itu, Abimanyu juga menyoroti perbedaan frame rate dalam rekaman CCTV tersebut. “Dari informasi yang saya dapat, frame rate rekaman aslinya adalah sekitar 24 atau 26 FPS. Namun, setelah dilakukan perbesaran, frame rate turun drastis menjadi 10 FPS,” jelasnya.