JAKARTA, BARAK.ID – Akibat tragis insiden terjatuhnya siswa berinisial D dari gedung SMP Negeri 132 Cengkareng yang berujung kematian, Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta bergerak cepat menerapkan serangkaian langkah pemulihan, termasuk pembelajaran jarak jauh (PJJ) bagi seluruh peserta didik sekolah tersebut.
Siswa SMP Negeri Cengkareng Tewas Terjatuh
Pada Selasa, 10 Oktober 2023, Disdik DKI Jakarta mulai melaksanakan program pemulihan trauma dan PJJ. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap kejadian tragis yang menimpa salah satu siswa sekolah tersebut. “Untuk mengembalikan kondisi kondusif, besok kami terapkan PJJ dan pendampingan trauma bagi peserta didik,” ujar Purwosusilo, Plt Kepala Disdik DKI Jakarta.
Purwosusilo menambahkan bahwa dirinya turut serta dalam penanganan jenazah korban, mulai dari proses pemulasaran di Rumah Sakit Polri, Jakarta Timur, hingga pengantaran jenazah ke rumah duka. “Saya memastikan korban langsung dibawa ke rumah sakit dan saya turun tangan langsung untuk mengetahui kronologis peristiwa,” kata Purwosusilo. Pihak Disdik DKI Jakarta saat ini sedang menantikan konfirmasi resmi dari Kepolisian terkait detail kronologi kejadian.
Selain mengkonfirmasi kronologi peristiwa, pihak kepolisian juga telah memanggil beberapa peserta didik dan guru dari SMPN 132 untuk memberikan keterangan. Menindaklanjuti kejadian ini, Disdik DKI telah mengadakan pertemuan dengan sejumlah guru sekolah untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai peristiwa tragis tersebut.
Baca Juga: Siswa SMP 132 Cengkareng Tewas Setelah Terjatuh dari Lantai 4 Sekolah
Sementara itu, sekolah juga telah bergerak cepat mengambil langkah penanganan pasca-peristiwa untuk menjaga kesejahteraan psikologis siswa dan staf. Junaedi, Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah II Jakarta Barat, mengonfirmasi bahwa sekolah akan menerapkan PJJ selama satu hari pasca-insiden guna menciptakan suasana yang kondusif bagi peserta didik.
Junaedi juga menambahkan bahwa pihak sekolah dan Disdik DKI Jakarta sedang berkoordinasi dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Koordinasi ini bertujuan untuk mendapatkan masukan dan dukungan dalam penanganan dan pemulihan psikologis siswa pasca kejadian. “Kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan semua pihak terkait, termasuk KPAI, dalam menangani dampak dari insiden ini,” tutur Junaedi. (*)