JAKARTA, BARAK.ID – Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, mengungkapkan sindiran tajam terhadap pasangan calon presiden dan calon wakil presiden lainnya dalam Pemilihan Umum 2024.
Ganjar-Mahfud Pilihan PDIP
Pernyataan tersebut menciptakan ketegangan politik dan penasaran di antara para pemantau politik dan masyarakat, yang ingin tahu lebih lanjut mengenai alasan di balik pemilihan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD sebagai capres dan cawapres oleh PDIP.
Dalam pernyataannya, Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa penentuan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD sebagai pasangan capres cawapres oleh PDIP merupakan hasil dari proses yang panjang dan pemikiran mendalam, yang didasarkan pada prinsip-prinsip kebijakan yang berpihak kepada rakyat.
Hal ini menegaskan bahwa pemilihan tersebut tidak semata-mata didasarkan pada pertimbangan elektoral, kekuatan finansial, atau ambisi politik semata.
“Dengan ambisi kekuasaannya tanpa permisi, ada yang memasang baliho pak Jokowi dan mas Gibran. Itu ketika kekuasaan hanya ditempatkan sebagai ambisi,” kata Hasto Kristiyanto, Jumat, 20 Oktober 2023.
Pernyataan tersebut mencerminkan keraguan atas motivasi pasangan calon lain yang terlibat dalam pemilihan, yang mungkin mempertimbangkan elektoral, sumber daya finansial, atau ambisi kekuasaan sebagai faktor utama dalam proses pemilihan mereka.
Hasto Kristiyanto dengan jelas mengingatkan bahwa pemimpin yang hanya memiliki ambisi kekuasaan tanpa didukung oleh kemampuan dan semangat yang berpihak kepada rakyat hanya akan menghasilkan retorika manis yang tidak diikuti oleh tindakan nyata.
Lebih lanjut, Hasto Kristiyanto menyatakan bahwa dalam dinamika politik yang kompleks, beberapa individu mungkin berusaha dengan segala cara mencapai ambisi pribadi mereka, termasuk mendapatkan keuntungan bagi perusahaan atau kelompok korporasi mereka.
Pernyataan ini menciptakan rasa ingin tahu tentang praktik politik di balik layar dan hubungan antara kekuasaan dan bisnis di tingkat politik yang lebih tinggi.
Hasto Kristiyanto juga mengungkapkan pandangan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDIP, dalam pemilihan pasangan capres cawapres yang sesuai.
Dia menjelaskan bahwa dalam situasi politik yang kompleks, Megawati Soekarnoputri terus mencari petunjuk dari Tuhan untuk menemukan pemimpin yang sesuai dengan kriteria tertentu. Ini menunjukkan kerendahan hati dalam mencari solusi terbaik bagi negara.
Setelah pertimbangan yang mendalam dan dengan masukan dari berbagai pemimpin politik seperti Presiden Jokowi, Mardiono (Ketua Umum PPP), Oesman Sapta Odang (Ketua Umum Hanura), dan Hary Tanoesoedibjo (Ketua Umum Perindo), Megawati Soekarnoputri akhirnya membuat keputusan.
Hasto Kristiyanto menggambarkan kata-kata Megawati dalam pengambilan keputusan ini, “‘Hasto, di tengah dinamika politik memang tidak mudah mencari pemimpin. Di tengah ambisi politik, memang diperlukan kebeningan nurani dalam memilih siapa pemimpin. Seluruh rakyat Indonesia memerlukan pemimpin yang jujur, merakyat, yang bisa dipercaya, bisa memimpin dari keluarga, dan memiliki prestasi nyata. Bagaimana mau memimpin Indonesia jika hal yang kecil untuk memimpin keluarga saja tidak bisa. Maka yang dicari adalah sosok pemimpin yang kaya prestasi, yang bekerja keras, yang visioner, punya kemampuan teknokratik, berpengalaman di eksekutif, legislatif, dan itulah Ganjar si rambut putih.”
Penjelasan ini menggambarkan komitmen PDIP untuk mencari pemimpin yang mampu menjalankan kepemimpinan yang adil, transparan, dan berpihak kepada rakyat. Megawati Soekarnoputri mengakui pentingnya pemimpin yang memiliki rekam jejak prestasi yang kuat, yang mampu memimpin dan memecahkan masalah, dan yang memiliki pandangan jauh ke depan untuk Indonesia.
Baca Juga: Kapolri Kunjungi Unhas Makassar di Tengah Kabar Perselingkuhan KDL dengan Andy Wahab Viral, Ada Apa?
Hasto Kristiyanto juga menunjukkan bagaimana Megawati Soekarnoputri mempertimbangkan Prof. Mahfud MD sebagai cawapres untuk Ganjar Pranowo. Menurut Hasto Kristiyanto, Megawati memandang bahwa rakyat Indonesia membutuhkan pemimpin yang dapat menjunjung tinggi keadilan, dan Prof. Mahfud MD dianggap sebagai seorang “pendekar hukum” dan pembela wong cilik. Prof. Mahfud MD diharapkan akan berperan sebagai wasit dalam mengelola persaingan kekuasaan dan bisnis.
Pemilihan Ganjar Pranowo dan Prof. Mahfud MD sebagai pasangan capres cawapres PDIP tidak didasarkan pada kekayaan materi mereka, elektoral yang dibangun melalui pencitraan, atau hubungan politik semata. Sebaliknya, pemilihan mereka didasarkan pada kerja keras mereka, pembangunan keyakinan rakyat, serta kualitas kepemimpinan dan komitmen mereka untuk kepentingan rakyat dan negara. (*)