BARAK.ID – Ucapan ‘ndasmu etik’ yang dilontarkan oleh Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, telah memicu diskusi luas di kalangan publik. Menurut Dahnil Anzar Simanjuntak, Jubir capres nomor urut 2, ucapan tersebut hanyalah sebuah candaan ringan. Namun, pendapat berbeda diungkapkan oleh Henri Subiakto, Dosen Universitas Airlangga.
Ndasmu Etik
Subiakto, melalui akun media sosialnya, menyatakan bahwa frasa ‘ndasmu’ merupakan bagian dari bahasa umpatan, sering diucapkan dalam keadaan marah. “Ndasmu, Matamu, Cangkemmu, Raimu, Wudelmu, Lambemu, Rupamu, dan mu-mu yang lain, itu bahasa umpatan,” jelas Subiakto.
Ia menambahkan bahwa walaupun kata-kata ini bisa digunakan untuk hiburan atau katarsis emosional, mereka seringkali muncul dalam situasi kemarahan.
Video yang menunjukkan Prabowo menyebut ‘etik ndasmu’ viral di media sosial. Dalam video tersebut, Prabowo terlihat bertanya, “Bagaimana perasaan Mas Prabowo? Soal etik, etik, etik. Ndasmu etik.”
Baca Juga: Guntur Romli soal Branding Gemoy Prabowo, yang Keluar Tetap Aslinya: Ndasmu, Ndasmu…
Ucapan tersebut dianggap berkaitan dengan isu pelanggaran etik yang diangkat oleh Anies Baswedan dalam debat capres, terkait sanksi etik yang dijatuhkan kepada Anwar Usman, Paman Gibran, oleh Mahkamah Konstitusi terkait putusan MK mengenai batas usia capres dan cawapres.
Sejak video tersebut menjadi viral, Prabowo menerima banjir kritikan dari berbagai kalangan, termasuk dari lawan politiknya. (*)