BARAK.ID – Penyelidikan atas kematian Aldi Salihatua Nababan, seorang mahasiswa asal Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara, yang ditemukan tewas di kamar kosnya di Kuta Selatan, Bali, telah mencapai tahap yang signifikan.
Penyebab Kematian Aldi Sahilatua Nababan Terungkap, Bukan Dibunuh!
Dalam penyelidikan ini, Polresta Denpasar dan Polsek Kuta Selatan telah memeriksa sebanyak 19 saksi yang melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemilik kos hingga dokter yang melakukan pemeriksaan terhadap jenazah Aldi.
Kapolresta Denpasar, Kombes Bambang Yugo Pamungkas, mengungkapkan bahwa salah satu langkah penting dalam penyelidikan ini adalah meminta keterangan dari ahli forensik yang melakukan visum terhadap jenazah Aldi. Polisi juga mengirim berbagai barang bukti, termasuk handphone Aldi, ke Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Bali untuk analisis lebih lanjut.
Baca Juga:
Isi Pesan Aldi Sahilatua Nababan ke Pacar Diungkap: “Di Satu Sisi Aku Nggak Kuat…”
“Berdasarkan hasil pemeriksaan saksi, terungkap bahwa Aldi merupakan orang yang cenderung tertutup dalam hubungannya dengan orang lain, termasuk pemilik kos dan teman-temannya. Informasi ini juga diperkuat oleh keterangan dari beberapa orang yang dekat dengan Aldi, termasuk pacarnya,” jelas Bambang, Rabu (13/12/2023).
Namun, informasi yang paling mencolok adalah percakapan pesan singkat antara Aldi dan pacarnya yang mengindikasikan bahwa Aldi telah beberapa kali menyatakan keinginan untuk bunuh diri. Percakapan ini mencakup pesan dari Aldi yang menggambarkan perasaannya yang bertentangan antara keinginan untuk mengubah hidupnya demi keluarganya dan rasa putus asa yang membuatnya merasa tak mampu menghadapi hidup.
‘Di satu sisi aku nggak kuat hidup ini, tapi aku punya rasa tanggung jawab yang kuat aku harus bisa bantu keluargaku bangkit aku harus bisa bantu adik-adikku jalan hidup yang lebih baik biar nggak kayak aku’, ‘di pikiranku itu ada suatu saat aku bakal ngelakuin itu pasti’, demikian isi pesan antara Aldi dengan kekasinya.
Menurut dokter psikiater forensik, Aldi sebenarnya memiliki semangat dan tekad untuk memperbaiki kehidupannya demi keluarganya, tetapi ia kesulitan melawan pikiran-pikiran yang menghantuinya, membuatnya merasa gagal, dan akhirnya membuatnya merasa hidupnya tak berarti.