SURABAYA, BARAK.ID – Sorotan tajam kembali mengarah pada oknum anak pejabat terkait kasus penganiayaan yang berujung kematian. Insiden tragis tersebut terjadi di sebuah ruang karaoke di Surabaya, dengan korban Dini Sera Afrianti merupakan kekasih pelaku.
Ahmad Sahroni Soroti Kasus Pembunuhan Dini Sera Afrianti
Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, tak tinggal diam menyikapi kejadian ini. Melalui akun Instagram pribadinya, @ahmadsahroni88, anggota legislatif dari Partai NasDem tersebut mengungkapkan rasa sesalnya terhadap tindakan tersebut. Dalam unggahannya, dia mengkritik dengan kalimat, “Haduh, baru pacaran saja sudah demikian, bagaimana jika sudah menjadi suami istri?”.
Sebagai bahan referensi, Sahroni menyematkan screenshot dari artikel berjudul “Wanita Tewas di Surabaya Diduga Dianiaya Pacarnya yang Anak Anggota DPR”.
Unggahan Sahroni dengan cepat menarik perhatian warganet dan mendapat beragam respons. Mayoritas dari mereka mengekspresikan rasa geram mereka terhadap perbuatan kejam yang dilakukan oleh oknum anak pejabat tersebut.
Salah satu komentar datang dari akun @dhimasdhily yang menyebut, “Sudah biasa pak, belum lama di Bekasi anak cowok dari anggota DPRD menjual pacarnya hingga mendapat inspeksi kelaminnya. Bapaknya saat ini tampaknya masih aktif dalam kegiatan legislatif, namun saya tidak tahu kabar terbaru dari kasus tersebut.”
Beberapa komentar lain mencerminkan kekecewaan, rasa heran, hingga sindiran terhadap pelaku dan keluarganya. “@ibenk.er” bertanya-tanya, “Duh, makan apa hingga bisa se-bringas itu?” sementara “@nvyalbrto” menyindir, “Seolah uang bapaknya halal saja, sok-sokannya tiada tara.”
Baca Juga: Isi Pesan Terakhir Dini Sera Afrianti di TikTok Sebelum Meninggal di Blackhole
Akun “@jamzsilalahi” mengungkapkan duka, dengan berkomentar, “Sepertinya mereka takkan sempat jadi suami istri, RIP.” Selain itu, “@diahmar24” menambahkan, “Orangtua berkuasa, anak berperilaku kriminal. Seakan dunia telah dikuasai, namun lupa asal usul.”
Salah satu kritik tajam datang dari “@herman.zaymn” yang menyatakan, “Mentang-mentang bapaknya di DPR, dia merasa berhak memperlakukan wanita semaunya.” (*)