Hamas, di sisi lain, menyatakan bahwa serangan ini merupakan respons atas tindakan agresif Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat, Yerusalem, dan penjara-penjara Israel. Mohammed Deif, pemimpin sayap militer Hamas, menyebut operasi ini sebagai “Operasi Badai Al-Aqsa.”
Tindakan militan ini segera memicu respons internasional. Utusan perdamaian Timur Tengah dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Tor Wennesland, mengecam serangan tersebut dan mengingatkan tentang bahayanya jika konflik terus meningkat.
Washington dan beberapa negara Barat lainnya turut mengecam aksi tersebut. Arab Saudi, melalui Kementerian Luar Negerinya, mendesak agar segera dihentikan kekerasan antara Israel dan Palestina. Namun, kelompok Hizbullah Lebanon yang didukung Iran menyatakan dukungan kepada Hamas, menyebut operasi tersebut sebagai respons terhadap pendudukan Israel yang berkelanjutan.
Baca Juga: Israel Terkejut, 500 Nyawa Lenyap Akibat Serangan Mematikan Hamas
Penasihat Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, juga mengucapkan selamat kepada Hamas atas serangan mereka.
Dengan ketegangan yang terus meningkat, warga Gaza berlomba-lomba membeli perbekalan, dan beberapa di antaranya bahkan memilih untuk mengungsi dari rumah mereka mencari tempat yang lebih aman.
Konflik yang semakin memanas ini menandai babak baru dari perseteruan panjang antara Israel dan Palestina, yang hingga kini belum menemukan solusi damai yang permanen. (*)