BARAK.ID – Dalam detik-detik yang menegangkan dan penuh adrenalin dari duel carok di Bangkalan, teriakan takbir Mawardi bukan semata-mata seruan biasa, melainkan memiliki makna mendalam yang terkait dengan perlindungan terhadap kakaknya, Hasan Tanjung.
Mawardi Berseru Takbir dalam Duel Carok Maut demi Melindungi Hasan Tanjung
Mawardi, yang kini menghadapi status sebagai tersangka bersama kakaknya, terpaksa mengambil bagian dalam pertempuran yang mematikan ini.
Pertarungan sengit yang berujung pada hilangnya empat nyawa dalam kejadian tersebut, tercatat sebagai momen ketika solidaritas antar saudara diuji hingga batasnya.
Dalam salah satu fase krusial pertarungan, Mawardi meneriakan takbir—sebuah panggilan yang dianggap sakral dalam konteks keberanian dan perlindungan—tepat saat ia melihat Hasan Tanjung terancam serangan dari belakang oleh pasukan Mat Tanjar.
Kejadian ini diungkapkan dalam sebuah wawancara yang dipublikasikan oleh Serial Kriminal Official via YouTube pada tanggal 1 Februari 2024, di mana Mawardi menjelaskan detik-detik ketegangan tersebut.
“Yang teriak Allahuakbar itu saya, karena saya liat, Kakak Hasan ditebas dari belakang,” ucap Mawardi, menyoroti insting pelindungnya terhadap kakak.
Meskipun Mawardi tidak yakin apakah serangannya berhasil mengenai lawan, keberaniannya untuk berteriak takbir dan melawan menunjukkan kedalaman ikatan dan kesetiaan antara dirinya dan Hasan Tanjung.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Angkat Bicara Soal Etika Politik Mahfud MD, Teddy Gusnaidi Beri Tanggapan Kritis
Pertarungan tersebut, yang berlangsung singkat namun berakhir tragis dengan kehilangan empat nyawa, menjadi bukti dari keberanian dan keputusasaan dalam situasi yang paling genting.
Selain keberhasilan mereka dalam menghadapi lawan, Mawardi dan Hasan Tanjung memberikan pelajaran tentang pentingnya perlindungan dan keberanian dalam menghadapi ancaman.
Sementara Hasan menghadapi tantangan langsung dari Mat Tanjar, Mawardi berjuang mengatasi ancaman lain, memperkuat garis depan dalam pertarungan yang tak hanya fisik, tetapi juga mempertaruhkan nilai-nilai kekeluargaan dan persaudaraan. (*)