BARAK.ID – Dalam suasana politik yang semakin memanas menjelang pemilihan presiden, Basuki Tjahaja Purnama, yang lebih dikenal dengan nama Ahok, telah mengundurkan diri dari posisinya sebagai Komisaris Utama PT Pertamina.
Manuver Ahok Mundur dari Pertamina Dinilai Receh dan Tidak Amanah oleh Aktivis 1998
Keputusan ini diambilnya untuk dapat secara aktif berpartisipasi dalam kampanye pasangan calon presiden dan wakil presiden, Ganjar Pranowo dan Mahfud Md, yang bertarung di pemilu dengan nomor urut tiga.
Langkah Ahok ini memicu reaksi keras dari Rahmat Hidayat Pulungan, seorang tokoh aktivis 1998, yang menuduh Ahok tidak menjalankan amanah dengan baik.
“Basuki Tjahaja Purnama, yang dikenal dengan julukan Ahok, seharusnya telah mengundurkan diri sejak awal, segera setelah pengumuman pasangan calon presiden dan wakil presiden,” ujar Rahmat.
Menurutnya, Ahok telah mempertontonkan sikap yang tidak etis dengan memilih untuk mundur hanya beberapa minggu sebelum pemungutan suara, yang dijadwalkan pada 14 Februari mendatang.
“Tindakan Ahok yang mendadak ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai komitmen dan etikanya,” tambah Rahmat.
“Mengundurkan diri di saat-saat akhir, terutama setelah menerima gaji, hanya menunjukkan ketidakpedulian terhadap etika profesional. Keputusan ini tampaknya hanya manuver politik yang tidak berarti, yang lebih mengedepankan kepentingan pribadi daripada tanggung jawabnya kepada perusahaan dan negara,” tambah Rahmat.