BARAK.ID – Pernyataan terbaru dari Prabowo Subianto, Calon Presiden nomor urut 2, telah menarik perhatian publik setelah menjadi viral. Dalam suatu pertemuan internal Partai Gerindra, Prabowo mengucapkan “ndasmu etik”, sebuah frase yang memicu beragam interpretasi.
Ndasmu Etik
Kontroversi ini timbul menyusul debat capres, di mana Anies Baswedan, calon nomor urut 1, membahas pelanggaran etik terkait keputusan Mahkamah Konstitusi mengenai usia calon presiden dan wakil presiden. “Etik, etik, etik, ndasmu etik,” kata Prabowo dalam video yang tersebar luas.
‘Ndasmu’, yang berasal dari bahasa Jawa, secara harfiah berarti ‘kepalamu’. Dalam KBBI, ‘etik’ diartikan sebagai nilai moral yang mengatur benar dan salah dalam suatu masyarakat.
Dalam bahasa Jawa, penggunaan ‘ndasmu’ termasuk dalam ragam ngoko, yang menandakan tutur yang informal atau akrab, seringkali digunakan untuk menyatakan penolakan, sindiran, atau candaan.
Penggunaan ‘ndasmu’ oleh Prabowo dapat menunjukkan kedekatan hubungan atau status yang lebih dominan dalam komunikasi. Namun, frase ini juga kerap digunakan sebagai cara menyampaikan ketidaksetujuan atau keluhan secara tidak langsung.
Baca Juga: Polemik ‘Ndasmu Etik’: Antara Candaan dan Ekspresi Kemarahan Menurut Pandangan Berbagai Tokoh
Menanggapi kontroversi ini, juru bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak, menyatakan bahwa ucapan tersebut adalah bagian dari humor Prabowo dalam lingkungan internal partai. “Pak Prabowo senang bercanda, itu bercandaan Pak Prabowo ke kader-kader Gerindra. 1.000 persen becanda,” ucap Dahnil.
Kejadian ini menyoroti bagaimana bahasa dan istilah lokal dapat memiliki makna yang berlapis dan menimbulkan berbagai reaksi di masyarakat, terutama dalam konteks politik yang sering kali sensitif dan multinterpretatif. (*)