Ia diperiksa pada Senin (27/5/2024) malam.
Menurut Linda, kerasukan sudah sering dialaminya sejak masih duduk di bangku sekolah dasar.
Dia juga menegaskan bahwa kerasukan roh Vina bukanlah yang pertama kali terjadi.
“Saya juga sering kesurupan begitu, saya punya indra keenam,” ungkap Linda.
“Jadi saya kesurupan itu tidak disengaja, kesurupan Vina itu bukan pertama kali. Sudah sering, dari kecil saya memang punya kelebihan begitu,” lanjutnya.
Linda juga mengkritik beberapa ketidaksesuaian dalam film “Vina Sebelum 7 Hari”.
Menurutnya, pembuatan film tersebut tidak akurat karena tidak melibatkan dirinya.
Linda mengaku tidak pernah diberitahu tentang proses pembuatan film tersebut, meskipun dia tidak keberatan dengan adegan kesurupan yang ditayangkan.
“Terkait saya yang difilmkan kerasukan, saya tidak keberatan,” imbuhnya.
Saat ditanya mengenai kedekatannya dengan Vina, Linda menyatakan bahwa mereka hanya teman biasa.
“Cuma teman biasa, tidak sedekat seperti yang di film,” kata Linda.
Bahkan, pada hari kejadian, Sabtu malam 27 Agustus 2016, Linda mengaku sudah lama tidak menjalin komunikasi dengan Vina.
“Sudah lama banget tidak kontak dengan Vina, mungkin lebih dari enam bulan,” ujarnya.
Perspektif Agama
Fenomena kesurupan Linda yang kembali muncul setelah bertahun-tahun menghilang, menyulut diskusi mengenai kesehatan mental dan spiritualitas.
Ustadz Faizar mengingatkan bahwa dalam banyak kasus, kesurupan bisa jadi manifestasi dari gangguan psikologis atau spiritual yang memerlukan penanganan medis dan religius.
Ia juga menekankan pentingnya melakukan klarifikasi terhadap setiap informasi yang disampaikan dalam kondisi tidak sadar atau kesurupan, mengingat sifat pendusta dari makhluk yang merasuki.
“Setiap apa yang dikabarkan oleh makhluk-makhluk fasik harus kita klarifikasi,” tegas Ustadz Faizar.
Ini menandakan bahwa meskipun ada kepercayaan akan fenomena kesurupan, kebenaran informasi yang disampaikan dalam kondisi tersebut tetap perlu diverifikasi. (*)