BARAK.ID – Kampung Parung Pinang, di pinggiran Kabupaten Bogor, tiba-tiba dikejutkan oleh suara ledakan gudang peluru yang memecah kesunyian, segera setelah warga setempat menyelesaikan buka puasa.
Ledakan Gudang Peluru Gudmurah Kodam Jaya Sempat Dikira Suara Ban Pecah
Yadi, Ketua RT 01 RW 11, menjadi saksi saat serangkaian ledakan membangunkan warganya dari ketenangan malam.
“Pertama kali terdengar suara ledakan kecil sekitar pukul 17.30 WIB. Tapi, setelah kami buka puasa, ledakan itu menjadi semakin sering dan kuat,” tutur Yadi, menggambarkan detik-detik awal insiden yang memicu kepanikan.
Gudang peluru meledak ternyata Gudang Munisi Daerah (Gudmurah) Kodam Jaya, sumber ledakan tersebut, terletak hanya 100 meter dari rumah-rumah warga, membuat situasi semakin genting.
“Kami sempat mengira itu suara ban pecah atau gas elpiji meledak. Namun, dengan suara ledakan yang begitu kencang dan asap hitam yang muncul, kami sadar situasinya lebih serius,” lanjut Yadi.
Dengan kepulan asap gudang peluru kebakaran yang tebal dan api yang mulai berkobar, Yadi dan warganya menghadapi momen panik.
Proses evakuasi segera diinisiasi, dengan kendaraan apa pun yang tersedia—mulai dari mobil bak terbuka hingga ambulans—untuk memindahkan warga ke tempat yang lebih aman.
“Kami bergegas menyelamatkan semua orang ke rumah kepala desa. Kepolisian, TNI, dan petugas ambulans semua turun tangan membantu kami,” ungkap Yadi.
Terpisah, Mayjen M Hasan, Pangdam Jaya, menegaskan bahwa gudang yang terbakar dan meledak merupakan fasilitas milik Kodam Jaya, bukan milik Yon Armed.
Baca Juga: Gudang Peluru Bogor Meledak, Ledakan Masih Terus Terjadi
Kebakaran gudang peluru ini dimulai dari deteksi asap di gudang nomor 6, yang kemudian diikuti oleh ledakan.
“Kami menemukan asap di gudang nomor 6 sekitar pukul 18.05. Tidak lama setelah itu, ledakan terjadi,” kata Hasan, mengklarifikasi kronologi peristiwa tersebut.
Kesaksian dan tindakan cepat Yadi serta bantuan yang dikoordinasikan oleh TNI dan kepolisian menunjukkan respons warga yang kuat dalam menghadapi bencana. (*)