“Sayangnya, hingga saat ini belum ada respons konkret dari dunia internasional, termasuk PBB, atas kejadian-kejadian tersebut,” tutur Fadli dengan nada kecewa.
Fadli Zon menekankan pentingnya introspeksi dari komunitas internasional. Ia menilai, ketidaktegasan dunia, termasuk PBB, dalam menangani tindakan-tindakan Israel semakin memperjelas kegagalan dalam upaya penegakan tatanan dunia yang berbasis aturan.
Sebagai Wakil Ketua The League of Parliamentarians for Al-Quds (Liga Parlemen Dunia untuk Al-Quds), Fadli Zon menyoroti bagaimana resolusi PBB terus dilanggar oleh Israel. “Masyarakat Palestina di Gaza memiliki hak untuk mempertahankan tanah air mereka,” kata Fadli, menggambarkan situasi tersebut serupa dengan perjuangan Indonesia melawan penjajah Belanda di masa lalu.
Operasi dengan nama “Operasi Badai Al-Aqsa”, yang dilancarkan Brigade Izzuddin al-Qassam, sayap militer Hamas, saat ini telah memasuki hari keduanya. Data sementara mencatat 400 warga Israel meninggal dengan 2.000 lebih yang mengalami luka-luka. Di sisi Palestina, korban meninggal mencapai 313 orang, termasuk 20 anak-anak, dan hampir 2.000 lainnya terluka. (*)