JERUSALEM, BARAK.ID – Serangan udara Israel di Jalur Gaza pada hari Rabu telah meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut, menyusul laporan dari kedua belah pihak mengenai korban tewas yang terus bertambah.
Konflik Israel-Gaza Meningkat
Sebagai tindakan pembalasan atas serangan militan Hamas yang telah menewaskan lebih dari 1.200 warga Israel, pasukan udara Israel menargetkan jalan-jalan dan bangunan strategis di Jalur Gaza. Menurut pejabat kesehatan Palestina, jumlah korban tewas di sisi Gaza sekarang mencapai 1.055 orang, sementara lebih dari 5.000 lainnya mengalami cedera. Konflik ini mulai memuncak beberapa jam setelah serangan pertama oleh Hamas pada Sabtu yang lalu.
Organisasi-organisasi kemanusiaan internasional menunjukkan keprihatinan mendalam atas kondisi warga sipil di Gaza. Tekad Israel dalam membatasi akses 2,3 juta penduduk Gaza terhadap kebutuhan dasar seperti air, makanan, dan listrik telah menimbulkan kekhawatiran besar. Otoritas listrik Gaza memberikan peringatan bahwa mereka diperkirakan akan kehabisan bahan bakar untuk pembangkit listriknya dalam waktu dekat, sedangkan Organisasi Dokter Tanpa Tapal Batas melaporkan kelangkaan pasokan medis.
Letkol Jonathan Conricus, juru bicara militer Israel, dalam sebuah pesan video pada Rabu pagi, mempertahankan tindakan militer mereka, dengan menekankan bahwa banyak bangunan yang dihancurkan adalah target militer. Ia menyebut bahwa Hamas dengan sengaja menggunakan bangunan sipil sebagai peluncuran serangannya.
PBB melaporkan bahwa sejak awal konflik, lebih dari 263.000 penduduk Gaza telah mengungsi dari rumah mereka, dan angka ini diperkirakan akan terus meningkat. Sebagai respons, Letkol Conricus mengatakan bahwa Israel telah memobilisasi 360.000 tentara cadangan yang bersiap untuk memastikan Hamas kehilangan semua kapabilitas militernya di akhir konflik ini.
Laksamana Muda Daniel Hagari, juru bicara militer lainnya, menginformasikan bahwa 169 tentara Israel telah gugur. Ia juga menambahkan bahwa keluarga dari 60 tentara yang diculik oleh anggota Hamas telah dihubungi oleh militer.
Dari sisi AS, Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengonfirmasi keterlibatan pasukan khusus AS dalam memberikan dukungan perencanaan dan intelijen kepada militer Israel. Ia juga menegaskan kemampuan AS dalam mengerahkan sumber daya tambahan ke kawasan tersebut dengan cepat jika diperlukan. Sebagai langkah pencegahan, AS telah mengirim satu kelompok kapal induk ke bagian utara Laut Tengah, dengan tujuan untuk mencegah konflik ini berkembang menjadi perang regional.
Dalam upaya diplomasi, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken telah bertolak ke Israel. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, menyatakan kunjungan ini sebagai bentuk “pesan solidaritas dan dukungan” dari Amerika Serikat. Blinken dijadwalkan untuk bertemu dengan pemimpin Israel guna mendiskusikan situasi terkini dan bagaimana AS dapat memberikan dukungan lebih lanjut.
Situasi di Jalur Gaza tetap tegang dan dunia internasional mengawasi dengan cermat, berharap agar solusi damai dapat segera ditemukan. (*)